COVID-19 di China Tak Terkendali Bikin WHO Dilema

COVID-19 di China Tak Terkendali Bikin WHO Dilema

Tim detikHealth - detikSulsel
Kamis, 12 Jan 2023 21:10 WIB
People embrace at the international arrivals gate at Beijing Capital International Airport after China lifted the coronavirus disease (COVID-19) quarantine requirement for inbound travellers in Beijing, China January 8, 2023. REUTERS/Thomas Peter
Ilustrasi. Foto: Reuters/Thomas Peter
Jakarta -

Warga China yang bepergian ke luar negaranya semakin banyak. Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus meminta China menyediakan data konkrit mengenai kasus penularan COVID-19.

Tidak bisa dipungkiri, perjalanan warga China ini membuat negara lain mengambil langkah antisipatif sebagai bentuk pencegahan penularan. Apalagi tahun baru Imlek sudah tidak lama lagi.

Melansir dari detikHealth, pada tahun baru Imlek mendatang diprediksi akan memicu lonjakan kasus karena perpindahan penduduk yang sangat masif setelah Negeri Tirai Bambu itu membuka perbatasan. Sebelum pandemi, liburan tersebut sudah dikenal sebagai migrasi tahunan terbesar di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah bekerja dengan rekan China. Tapi untuk memahami lebih baik, kami membutuhkan data itu," kata Direktur Departemen Koordinasi Siaga & Respons WHO, Abdi Rahman Mahmud.

Reuters melaporkan sejak pemerintah mencabut kebijakan zero-COVID pada bulan Desember, penyebaran kasus Corona di China semakin tidak bisa dikendalikan. Namun karena belum memiliki data konkrit dari China, WHO belum bisa membuat penilaian penuh terkait bahayanya lonjakan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kondisi itu juga menjadi masalah dalam bekerja sama dengan China tentang cara mengurangi risiko perjalanan menjelang libur umum Tahun Baru Imlek, yang secara resmi berlangsung mulai 21 Januari," kata Mahmud.

Selain itu, WHO juga mengatakan, China memberikan banyak informasi tentang wabahnya, namun tidak melaporkan kematian akibat COVID-19.

"Ada beberapa kesenjangan informasi yang sangat penting yang sedang kami kerjakan dengan China untuk diisi," kata pemimpin teknis COVID-19, Maria Van Kerkhove.

Di sisi lain, China mengatakan telah transparan dengan data COVID-19-nya. Komisi Kesehatan Nasional negara itu mengatakan sudah sharing WHO tentang berbagai masalah termasuk situasi epidemi saat ini, perawatan medis, vaksinasi, dan masalah teknis lainnya.




(urw/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads