Mainan latto-latto kian ramai dimainkan oleh anak-anak. Sehingga suara mainan latto-latto menggema di mana-mana, tak terkecuali tempat umum dan membuat sebagian orang merasa terganggu dengan suara bising yang dihasilkan mainan ini.
Lantas bagaimana cara tepat dan efektif untuk menegur anak-anak yang main latto-latto? Berikut penjelasan Psikolog klinis dan founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi yang dilansir dari detikHealth.
Sari mengatakan jika ingin menegur anak yang bermain latto-latto sebaiknya libatkan orang terdekat atau orang tua dari anak tersebut. Alih-alih langsung memarahi dan menyetop secara paksa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sari menganjurkan agar anak diberi pengertian secara pelan-pelan. Pasalnya, anak belum memiliki kemampuan bersimpati layaknya orang dewasa.
"Berikan pengertian dengan baik kenapa alasan Anda meminta orang tua tersebut menghentikan anaknya bermain latto-latto. Misalkan, sedang berada di fasilitas umum yang membutuhkan ketenangan atau misalkan membutuhkan keseriusan sehingga suara itu mengganggu, boleh disampaikan dengan baik," jelasnya pada detikcom, Senin (9/1/2023) malam.
Cara lain yang bisa ditempuh adalah melibatkan orang ketiga. Misalnya, ketika berada di tempat umum, teguran pada anak dan orang tua tersebut bisa disampaikan melalui petugas yang berjaga.
"Apabila di restoran mungkin waitress, pelayan, atau mungkin keamanan. Minta mereka untuk sampaikan bahwa itu cukup mengganggu. Tidak hanya dari segi suara, melainkan juga dari segi risiko bahaya entah itu terlempar atau bisa menimbulkan pecah sesuatu," ungkap Sari.
"Sampaikan dengan baik-baik, beri pengertian. Karena mungkin tidak semua orang terpikir sejauh itu untuk hal-hal risiko demikian," sambungnya.
Agar tak malah menimbulkan kesan marah dan mengancam, Sari menyarankan, cobalah ajak bicara anak dengan merendahkan posisi tubuh setara tinggi anak yang bermain latto-latto.
"Seperti menghadapi anak-anak pada umumnya silakan merendahkan posisi tubuh Anda sehingga setara dengan anak-anak. Sampaikan dengan nada yang lembut atau pelan, atau mungkin bisa ajak dia atau minta orang tuanya mengajaknya ke tempat lain yang jauh lebih aman atau fasilitas umum lainnya supaya tidak mengganggu yang lain. Pastikan postur tubuh tidak mengancam, menunduk, nada suaranya juga tidak terlalu keras," pungkas Sari.
(alk/asm)