Ciri kebahasaan narrative text menjadi pembeda dari segi penggunaan bahasa dengan jenis teks lainnya. Dengan memahami kaidah kebahasaannya, seseorang akan lebih mudah mengidentifikasi serta menyusun tulisan dalam bentuk narrative text.
Narrative text adalah jenis teks yang di dalamnya memuat rangkaian suatu peristiwa secara berurutan dan saling terhubung. Peristiwa yang diceritakan dalam narrative text bersifat imajinatif atau khayalan semata.
Sebuah tulisan dalam bentuk narrative text umumnya menyajikan cerita dengan masalah yang dapat memicu konflik untuk menarik minat pembaca. Kemudian, pada bagian akhir cerita, penulis akan menggambarkannya dengan akhir cerita yang bahagia ataupun menyedihkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya narrative text ini bisa ditemui dengan mudah di kehidupan sehari-hari, baik di buku bacaan, tulisan di internet, hingga majalah. Materi mengenai narrative text juga merupakan salah satu pelajaran di bangku SMA.
Dalam beberapa jenis tes kemampuan bahasa Inggris, narrative text ini cukup sering dimunculkan. Karena cukup dekat dengan keseharian, maka narrative text ini penting dipelajari.
Untuk memahami narrative text, perlu diketahui seluk beluk mengenai jenis teks ini. Hal ini tentunya akan memudahkan seseorang dalam mengidentifikasi hingga menulis dalam bentuk narrative text.
Salah satu hal yang penting dipelajari berkaitan dengan narrative text adalah kaidah kebahasaannya. Kaidah kebahasaan narrative text ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan narrative text dengan jenis teks lainnya, utamanya dari sisi kaidah kebahasaan yang digunakan.
Berikut ini ciri kebahasaan narrative text yang telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber:
1. Menggunakan Past Tenses
Umumnya, narrative text menggunakan past tenses dalam penyusunannya. Hal ini dikarenakan narrative text menceritakan kejadian di masa lalu.
Terdapat tiga jenis Past Tenses umumnya digunakan dalam narrative text, yaitu Simple Past Tense, Past Continuous Tense, dan Past Perfect Tense. Berikut ini uraian penjelasan beserta contohnya.
a. Simple Past Tense, merupakan tenses yang digunakan untuk menyatakan suatu peristiwa yang terjadi di waktu lampau.
Contoh: The lion then grabbed the frightened mouse with his huge paws
b. Past Continuous Tense, umumnya untuk menyatakan suatu peristiwa yang sedang berlangsung di waktu lampau.
Contoh: One day there was a miser who sold all that he had to buy a lump of gold.
c. Past Perfect Tense yaitu tenses yang digunakan untuk menyatakan bahwa ada suatu kejadian atau aksi yang telah selesai pada suatu titik di masa lalu, sebelum ada kejadian lainnya (di masa lampau juga) terjadi.
Contoh: After buying the gold, he buried it in a hole in the ground by the side of an old wall and went to look at daily.
2. Menggunakan Adverbs dan Adverbial Phrase
Adverb dan adverbial phrase digunakan untuk menunjukkan lokasi kejadian atau peristiwa. Baik adverb dan adverbial phrase, keduanya cukup sering digunakan dalam penulisan alur narrative text.
Berikut ini beberapa contoh adverb dan adverbial phrase:
- Here (di sini)
- In the mountain (di gunung)
- Once upon a time (dahulu kala)
- One day (suatu hari)
- This time (kali ini)
- Until one day (sampai suatu hari)
3. Menggunakan Time Connectives dan Conjunctions
Ciri kebahasaan selanjutnya dari narrative text yaitu time connectives dan conjunctions atau kata hubung waktu. Kata hubung waktu yang digunakan dalam narrative text ini bertujuan untuk mengurutkan kejadian-kejadian dalam sebuah cerita.
Adapun beberapa contoh time conjunction yang umum digunakan dalam narrative text yaitu:
Then (kemudian)
Soon (segera)
When (saat)
Until (sampai)
After (setelah)
Before (sebelum)
As (di saat)
As soon as (secepat saat)
Since (sejak)
While (saat)
Once (pada)
4. Menggunakan Direct Speech
Selanjutnya, ciri kebahasaan dari narrative text yaitu penggunaan direct speech atau kalimat langsung yang diutarakan tokoh dalam cerita. Penggunaan direct speech ini membuat pembaca bisa seakan-akan merasakan suasana pada cerita tersebut.
Direct speech ini ditandai dengan penggunaan tanda kutip pada bagian awal dan akhir kalimat. Selain itu, penulisan kalimat langsung ini memiliki beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Dialognya diapit oleh tanda petik, setelah dialog diberikan tanda koma, kemudian diikuti penjelasan tokoh yang mengutarakan dialog
Contoh: "Well, maybe someday, when I have the time, I may teach you a few of the simpler ones," replied the fox airily.
- Kemudian, jika tokoh yang berdialog disebutkan di awal, maka dituliskan terlebih dahulu penjelasan tokoh kemudian beri tanda koma. Setelah tanda koma, tambahkan tanda kutip untuk mengapit dialog yang diucapkan tokoh. Terakhir, tutup dengan tanda titik.
Contoh: The other friend replied, "Just now the bear advised me not to believe a false friend."
- Apabila dialog diakhiri dengan tanda tanya atau tanda seru dan tokohnya disebutkan di akhir dialog, maka dialog di dalam tanda kutip tidak ada penambahan koma. Namun jika tokoh yang mengucapkan dialog disebutkan di awal, maka koma tetap dibutuhkan.
Contoh: "What are you doing there, Mr. Fox?" the goat asked.
The villagers asked, "Have you seen a bunch of fireflies?"
5. Menggunakan Nouns Tertentu sebagai Kata Ganti
Ciri kebahasaan selanjutnya dari narrative text adalah penggunaan noun atau kata benda tertentu sebagai kata ganti. Noun ini biasanya digunakan sebagai kata ganti orang, hewan, ataupun benda tertentu.
Beberapa contohnya yaitu:
- The king
- The queen
- This place
(urw/alk)