Ada Negara dengan 3 Ibu Kota Berbeda, Hanya Satu di Dunia!

Ada Negara dengan 3 Ibu Kota Berbeda, Hanya Satu di Dunia!

Tim detikEdu - detikSulsel
Kamis, 05 Jan 2023 23:30 WIB
Kota Pretoria, Cape Town, dan Bloemfontein di Afrika Selatan
Foto: CNN
Jakarta -

Ibu kota negara adalah tempat kedudukan pemerintah pusat suatu negara, umumnya sebuah negara hanya memiliki satu ibu kota negara. Namun rupanya ada satu negara yang punya tiga ibu kota sekaligus, dan ini hanya ada satu di dunia.

Kira-kira negara mana ya?

Dilansir dari detikEdu, rupanya negara yang memiliki 3 daerah ibu kota negara tersebut adalah Afrika Selatan. Apapun tiga ibu kota di negara ini yaitu Pretoria, Cape Town, dan Bloemfontein. Berikut ini penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal 3 Ibu Kota Negara Afrika Selatan

Melansir laman South Africa Visa pada Rabu (4/1/2023), negara Afrika Selatan bisa memiliki 3 ibu kota negara dilatarbelakangi adanya peristiwa Union of South Africa atau Persatuan Afrika Selatan.

Tiga ibu kota tersebut kemudian dibagi menurut basis pemerintahannya yakni Administratif, Legislatif dan Yudikatif.

ADVERTISEMENT

1. Ibu Kota Administratif Afrika Selatan

Ibu kota pertama Afrika Selatan yang menjadi yang menjadi ibu kota administratif adalah Pretoria. Kota ini terletak di provinsi utara Gauteng.

Kota ini disebut sebagai kota yang memiliki tingkat pendidikan yang baik. Salah satu universitas terbaik di kota ini adalah Universitas Pretoria yang telah didirikan sejak tahun 1908. Kampus ini sekaligus menjadi institut akademik tertua dan terluas di Afrika Selatan.

Pretoria ini juga dikenal dengan julukan "Kota Jacaranda" yang diperoleh dari pohon jacaranda. Dari pohon tersebut tumbuh bunga violet yang akan mekar setiap tahun di sepanjang jalan kota Pretoria.

2. Ibu Kota Legislatif Afrika Selatan

Selanjutnya, ibu kota kedua milik Afrika Selatan adalah Cape Town yang menjadi ibu kota legislatif. Ibu kota yang kedua ini yang juga terkenal sebagai tempat Cape Floral Kingdom.

Selain sebagai pusat parlementer Afrika Selatan, di negara ini juga terdapat 7.000 tanaman dan bunga di Cape Town yang tidak bisa ditemukan di tempat lain seluruh dunia.

Saking istimewanya, Cape Town pernah dinobatkan sebagai kota metropolis multikultural terbaik untuk dikunjungi di seluruh dunia pada tahun 2014 oleh The Daily Telegraph dan The New York Times.

3. Ibu Kota Yudisial Afrika Selatan

Ibu kota Afrika Selatan yang ketiga yaitu Bloemfontein yang merupakan ibu kota yudisial. Dalam bahasa Afrikaans, bloemfontein berarti bunga yang mekar tau mata air bunga.

Kota ini juga mendapat julukan 'Kota Bunga' karena di kota ini diselenggarakan festival mawar setiap tahunnya.

Alasan Ibu Kota Afrika Selatan Dipecah Menjadi 3

Adanya 3 ibu kota di Negara Afrika Selatan ini berkaitan dengan sejarah negara tersebut. Negara ini sempat memiliki sejarah yang cukup kelam dalam bidang politik, budaya, dan rasial sejak zaman Victoria.

Melansir laman Hindustan Times School, negara Afrika Selatan dibentuk pada tahun 1910 sehingga timbullah sebutan Persatuan Afrika Selatan. Namun, konflik tetap saja terjadi, salah satunya terkait penetapan lokasi bagi ibu kota negara tersebut.

Akibat konflik yang tak kunjung terselesaikan, maka sejumlah pihak-pihak yang menyimpulkan komposisi dan menyarankan penyebaran kekuasan di seluruh republik Afrika Selatan. Akhirnya ditetapkan tiga ibu kota di negara tersebut.

Bloemfontein ditetapkan sebagai ibu kota negara yudisial karena lokasinya yang berada tepat di tengah. Sementara itu Pretoria ditetapkan menjadi ibu kota administratif karena kota ini merupakan tempat bagi berbagai kedutaan asing dan departemen pemerintah ketika Afrika Selatan belum merdeka.

Sedangkan, ibu kota terakhir yaitu Cape Town ditetapkan sebagai ibu kota legislatif karena kota ini telah menjadi pusat legislatif sejak zaman kolonial. Kendati demikian, pusat kekuasaan Afrika Selatan tetap dipegang satu kepala negara yaitu Presiden.

Pada akhirnya, konflik yang terjadi di Afrika Selatan ini berakhir dengan sebuah kebijakan ekstrim pemisah rasial, segregasi dan diskriminasi yang timbul pada tahun pra-1948 hingga 1991. Hal tersebut memberi dampak yang cukup baik karena pada masa itu Afrika Selatan tumbuh dan berkembang hingga saat ini.




(urw/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads