Sebuah riset mengungkapkan golongan darah tertentu yang berisiko terkena stroke di usia muda. Hasil ini berdasarkan penelitian yang mengumpulkan data dari 48 studi genetik yang terdiri dari 17.000 orang dengan stroke dan hampir 600.000 kontrol non-stroke.
Dilansir dari detikHealth, Rabu (4/1/2023), seluruh peserta yang menjadi data berusia antara 18 dan 59 tahun. Pencarian di seluruh genom terdapat dua lokasi yang sangat terkait dengan stroke sebelumnya. Pertama bertepatan dengan tempat gen untuk golongan darah berada.
Dari hasil analisis tersebut mengungkap, mereka yang memiliki golongan darah A, 16 persen lebih tinggi risikonya terkena stroke sebelum usia 60 tahun, dibandingkan dengan populasi golongan darah lainnya. Misalnya, kelompok yang memiliki golongan darah O memiliki risiko yang lebih rendah 12 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli saraf vaskular University of Maryland Steven Kittner mengatakan, belum mengetahui hal pasti yang menjadi penyebab golongan darah A lebih berisiko. Namun, dia beranggapan kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah.
"Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A memiliki risiko yang lebih tinggi," katanya.
"Tapi itu mungkin ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein sirkulasi lainnya, yang semuanya berperan dalam perkembangan pembekuan darah," lanjutnya.
Diketahui, di Amerika Serikat (AS) kurang dari 800 ribu orang mengalami stroke setiap tahunnya. Stroke lebih sering menyerang orang berusia 65 tahun ke atas, dengan risiko berlipat ganda setelah usia menginjak 55 tahun.
Penelitian ini melibatkan orang-orang yang tinggal di Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia, dengan orang-orang keturunan non-Eropa hanya mencapai 35 persen dari peserta. Studi selanjutnya akan menggunakan sampel yang lebih banyak guna membantu mengklarifikasi signifikansi hasil.
"Kami jelas membutuhkan lebih banyak studi lanjutan untuk mengklarifikasi mekanisme peningkatan risiko stroke," kata Kittner.
Penemuan kunci lain dari penelitian ini berasal dari perbandingan antara orang yang mengalami stroke sebelum usia 60 tahun dengan mereka yang mengalami stroke setelah usia 60 tahun. Penelitian ini melibatkan orang yang berusia di atas 60 tahun dengan rincian 9.300 orang pengidap stroke dan 25.000 orang yang tidak mengidap stroke.
Hasil dari penelitian ini, mereka menemukan peningkatan risiko stroke pada golongan darah A menjadi tidak signifikan pada kelompok stroke yang berusia di atas 60 tahun, menunjukkan bahwa stroke yang terjadi di usia muda mungkin memiliki mekanisme yang berbeda dibandingkan dengan yang terjadi ketika sudah lanjut usia.
Orang dengan usia muda rentan terkena stroke disebabkan oleh penumpukan timbunan lemak di arteri atau suatu proses yang disebut aterosklerosis dan lebih mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pembentukan gumpalan.
Selanjutnya, Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan golongan darah B sekitar 11 persen lebih mungkin mengalami stroke, terlepas dari usia mereka. Dilihat dari studi sebelumnya menunjukkan bahwa bagian genom yang mengkode golongan darah, yang disebut 'lokus ABO', terkait dengan kalsifikasi arteri koroner, yang membatasi aliran darah, dan serangan jantung.
Urutan genetik untuk golongan darah A dan B juga dikaitkan dengan risiko pembekuan darah yang sedikit lebih tinggi di pembuluh darah, yang disebut trombosis vena.
(alk/alk)