BMKG Makassar Prakirakan Cuaca Ekstrem Sulsel Terjadi hingga 25 Desember

BMKG menyatakan wilayah Indonesia saat ini memasuki masa pancaroba. Awan gelap pun tampak menyelimuti langit Kota Jakarta hari ini. — Foto: BMKG Makassar mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk wilayah Sulsel. (detikcom)

Makassar -

Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Kondisi ini masih akan berlangsung hingga besok.

"Monitoring perkembangan dinamika atmosfer terkini menunjukkan indikasi adanya potensi curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan," ujar Plh Kepala BMKG wilayah IV Makassar A Kamal dalam keterangannya, Sabtu (24/12/2022).

Peringatan dini cuaca buruk ini disebut sudah terjadi sejak kemarin dan akan berlangsung hingga Minggu (25/12) besok. Kamal kemudian menjelaskan pemicu situasi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Analisis model cuaca menunjukkan kelembapan udara lapisan atas hingga ketinggian 500 mb dalam kondisi bawah (70-100%). Selanjutnya diprakirakan terjadi perlambatan arus angin (konfluensi) di Selatan Makassar bagian Selatan," urai dia.

Situasi tersebut menyebabkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan dan bergerak ke wilayah Sulawesi Selatan.

"Terdampat kemungkinan potensi banjir rob di pesisir barat Sulawesi Selatan karena bertepatan dengan fase pasang maksimum," ungkap Kamal.

BMKG memprakirakan hujan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Sulsel bagian barat. Wilayah itu meliputi Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, dan Takalar.

Sementara potensi hujan lebat juga diprediksi menerjang wilayah Sulsel bagian tengah, yakni Soppeng, Gowa. Hal ini juga terjadi di wilayah Sulsel bagian selatan yang meliputi Jeneponto,dan Kepulauan Selayar.

"Ada potensi angin kencang di pesisir barat dan selatan Sulsel," tegas Kamal.

Kamal juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulsel. Pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Dampak tersebut antara lain banjir/genangan, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan keterlambatan jadwal penerbangan/pelayaran," beber Kamal.