Banjir rob menerjang kawasan konservasi rumah penyu di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Permukiman dan tambak milik warga turut terendam.
"Gelombangnya mencapai tiga meter, melewati ketinggian tanggul batu gajah," kata pengelola kawasan konservasi rumah penyu Muhammad Yusri kepada wartawan, Jumat (23/12/2022).
Peristiwa itu terjadi di pesisir Pantai Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Jumat (23/12) sekira pukul 16.00 Wita. Terjangan gelombang mengakibatkan beberapa fasilitas pendukung kawasan konservasi rumah penyu mengalami kerusakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang masih terendam, tapi kondisinya sudah tidak seperti tadi, dibantu warga saya berupaya menyelamatkan apa saja yang bisa diselamatkan," ungkap Yusri.
Menurut Yusri, gelombang tinggi memang rutin melanda daerah ini setiap tahunnya. Dia memperkirakan gelombang tinggi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
"Ini belum puncaknya, mungkin dua hari ke depan, semoga saja tidak disertai angin, karena dampaknya bisa lebih parah," tuturnya.
Selain itu, Yusri mengungkapkan gelombang tinggi turut mengakibatkan puluhan rumah warga di daerah itu juga terendam banjir rob. Bahkan areal tambak warga juga ikut terendam.
"Ada sekira 40 sampai 50 rumah warga yang terendam banjir rob," ucapnya.
"Tambak juga parah, tenggelam akibat banjir rob, luasnya diperkirakan mencapai 100 hektar," tambah Yusri.
Yusri pun berharap pemerintah melanjutkan pembangunan tanggul pemecah ombak di daerah ini agar kawasan konservasi rumah penyu dapat diselamatkan.
"Tentunya saya sangat berharap kepada pemerintah agar segera melanjutkan pembangunan penanggulangan abrasi atau pemecah ombak, agar keberadan rumah penyu aman, dan pemukiman warga tidak lagi terancam," pungkasnya.
(asm/hsr)