Lumajang Tanggap Darurat Semeru Selama 14 Hari, Pemkab Fokus Evakuasi Warga

Berita Nasional

Lumajang Tanggap Darurat Semeru Selama 14 Hari, Pemkab Fokus Evakuasi Warga

Tim detikJatim - detikSulsel
Senin, 05 Des 2022 14:11 WIB
Sungai Besuk Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang
Sungai Besuk Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Foto: Istimewa (Dok BPBD Lumajang)
Lumajang -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur (Jatim) menetapkan status tanggap darurat erupsi Gunung Semeru selama 14 hari ke depan hingga 17 Desember 2022. Pemkab kini fokus melakukan evakuasi masyarakat di zona merah.

"Sejak PVMBG menaikkan status dari 3 menjadi 4 awas, bupati lumajang mengeluarkan SK status tanggap darurat erupsi Semeru selama 14 hari hingga 17 desember," kata Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi dilansir detikJatim, Senin (5/12/2022).

Saat ini, Patria mengatakan pemkab bersama TNI-Polri dan relawan terus bersiaga memantau aktivitas Gunung Semeru. Pihaknya terus mengawasi masyarakat agar tidak nekat beraktivitas di dekat Semeru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fokus kami evakuasi masyarakat di zona merah yang tidak boleh ada aktivitas, apalagi statusnya awas seperti sekarang ini," ujar Patria.

Diketahui, Gunung Semeru mengalami erupsi pada Minggu (4/12). Semeru sempat meluncurkan awan panas guguran (APG).

ADVERTISEMENT

Sebanyak 2.219 warga di sekitar Semeru mengungsi ke 12 titik posko pengungsian. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau kepada masyarakat sekitar Semeru agar tidak panik namun tetap patuhi arahan petugas BPBD di lapangan.

Warga Nekat Lintasi Curah Kobokan

Pascaerupsi Gunung Semeru, akses Malang-Lumajang melalui Curah Kobokan langsung ditutup. Namun, sejumlah warga masih nekat melintas dari arah Kecamatan Pronojiwo menuju Kecamatan Tempursari.

Pantauan detikJatim, terlihat warga yang nekat melintas memilih untuk berjalan kaki untuk menyeberang. Imbauan relawan dan petugas yang berjaga di kawasan tersebut juga tidak dihiraukan.

Sambil tetap berjalan, sejumlah warga yang nekat melintas itu berteriak kepada relawan yang mengingatkan bahwa sejak pagi dirinya sudah berlalu lalang melewati Curah Kobokan dan tetap aman.

Salah satu relawan Robianto mengatakan Curah Kobokan ini memang merupakan akses yang sehari-harinya dilalui warga sekitar maupun pengendara yang menuju Kabupaten Malang-Kabupaten Lumajang.

Hal ini karena sejak sebulan terakhir Jembatan Geladak Perak yang menjadi akses utama dari Kabupaten Malang menuju Kabupaten Lumajang atau sebaliknya ditutup untuk perbaikan.

"Karena ini merupakan akses alternatif untuk jalur ekonomi juga (pasca ditutupnya Jembatan Geladak Perak)," ujar Robianto, Senin (5/12).

Robianto menuturkan pihaknya melarang warga dan penambang pasir melintas karena saat ini belum aman sepenuhnya. Namun, warga tampak lalu lalang sambil membawa barang-barang milik mereka.

"Di sini masih rawan, kalau kondisi aman seperti biasa, kalau situasi cuaca tidak menentu. Banjir itu bahaya karena di sini banjirnya lumayan kalau getaran sekitar 25 milimeter itu, sekitar 2-3 meter tinggi air," tandasnya.




(asm/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads