9 Jam Tutup Jalan, Warga Protes Pilkades di Takalar Membubarkan Diri

9 Jam Tutup Jalan, Warga Protes Pilkades di Takalar Membubarkan Diri

Muhammad Irwan - detikSulsel
Sabtu, 12 Nov 2022 21:55 WIB
Warga di Takalar blokade Jalan Trans Sulawesi gegara dukungannya tak lolos menjadi jadi salah satu calon di Pilkades.
Warga tutup jalan Trans Sulawesi di Takalar, Sulsel. Foto: Dok. Istimewa
Takalar -

Warga Desa Aeng Batu-batu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang memblokade Jalan Trans Sulawesi karena protes dukungannya tidak lolos di Pilkades akhirnya membubarkan diri. Massa kemudian membuka blokade jalan setelah 9 jam ditutup.

"Sudah aman dan jalan sudah bisa dilalui. Sudah tidak ada lagi kegiatan," ungkap Bhabinkamtibmas Biring Kassi Aipda Salam kepada detikSulsel, Sabtu (12/11/2022).

Diketahui, warga mulai melakukan penutupan jalan pada Sabtu (12/11) sejak pukul 11.00 Wita. Jalan Trans Sulawesi itu lalu dibuka setelah warga membubarkan diri sekitar pukul 20.15 Wita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jam 20.15, yang berkumpul sudah tidak ada, yang saya lihat (penutupan jalan) juga ini sudah tidak ada," katanya.

Salam menuturkan warga membubarkan diri setelah dilakukan pendekatan persuasif dan akhirnya dapat dimengerti oleh massa. Apalagi aksi protes tersebut mengakibatkan arus lalu lintas (lalin) di lokasi macet total.

ADVERTISEMENT

"Melakukan pendekatan, sehingga dia mengerti untuk kepentingan jalan juga, sehingga dia dapat bubar dengan sendirinya," tuturnya.

Untuk diketahui, Warga di Desa Aeng Batu-batu, Kecamatan Galesong Utara itu memblokade Jalan Trans Sulawesi sebagai bentuk protes karena dukungannya tidak lolos sebagai calon kepala desa untuk pilkades mendatang.

"Pascahasil pengumuman tes calon pilkades. Tes calon kepala desa. Dia tutup jalan, jalan lintas Provinsi," ujar Bhabinkamtibmas Biring Kassi Aipda Salam kepada detikSulsel, Sabtu (12/11).

Menurut Salam, aksi protes tersebut dilakukan oleh pendukung salah satu bakal calon yang dinyatakan tidak lolos. Mereka pun merasa dicurangi.

"Yang tidak lolos yang menyuarakan protes. Bisa saja ada anggapan seperti itu (warga protes karena merasa dicurangi)," ujarnya.




(asm/ata)

Hide Ads