Kelompok Tani di Mamuju Ngaku Tak Bisa Tanam Padi 3 Tahun Imbas Banjir

Sulawesi Barat

Kelompok Tani di Mamuju Ngaku Tak Bisa Tanam Padi 3 Tahun Imbas Banjir

Hafis Hamdan - detikSulsel
Kamis, 27 Okt 2022 11:21 WIB
Lahan persawahan warga di Mamuju Sulbar tertimbun lumpur usai diterjang banjir bandang.
Foto: Lahan persawahan warga di Mamuju usai banjir bandang (Hafis Hamdan/detikcom)
Mamuju -

Petani di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mengaku terancam tak bisa menanam padi selama 3 tahun usai lahan persawahan mereka diterjang banjir bandang. Banjir membuat lahan mereka tertutup lumpur hingga bendungan rusak.

"Tertutup lumpur (sawah) waktu sudah banjir, baru bendungan yang mengairi sawah juga rusak. Petani gagal dan terancam tidak bisa menanam padi 3 tahun," kata Ketua Kelompok Tani Sipempadagan Kalukku Muh Yusuf kepada wartawan, Kamis (27/10/2022).

Yusuf mengatakan bencana banjir yang menerjang Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Mamuju pada Selasa (11/10) lalu membuat ratusan hektare sawah terdampak. Sedikitnya 80 hektare di antaranya tertimbun lumpur akibat banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau di kelompok saya itu 20 orang punya 12 hektare. Kalau ditotal yang tertimbun lumpur ada 80 hektare, sementara per hektarenya itu senilai Rp 20 juta kalau panen," ujar Yusuf.

Menurut Yusuf, lumpur yang menutupi lahan persawahan sulit untuk dibersihkan meski menggunakan alat berat. Pasalnya lahan warga tidak semua berada di pinggir jalan.

ADVERTISEMENT

"Itu kondisinya (lumpur) sulit dibersihkan, misalnya alat berat masuk pasti harus diangkut truk itu lumpur yang sudah mengering. Sementara sawah itu banyak juga di lokasi tidak bisa masuk alat berat," jelasnya.

Ia menambahkan para petani kemungkinan akan mengubah sawah tertimbun lumpur menjadi lahan tanaman jagung. Hal itu dilakukan agar lahan mereka tetap produktif dan menghasilkan.

"Sekarang mungkin tanam jagung kalau dilihat begitu sawah (tertimbun lumpur). Apalagi gagal panen dan tidak ada pemasukan sekarang. Rugi sekali ini," terangnya.

Terpisah, Kabid Tanaman Pangan DTPHP Mamuju Mahyuddin menyebut telah menerima laporan dari 8 kelompok tani yang terdampak. Ia mengaku pihaknya telah melakukan pendataan langsung lahan sawah terdampak.

"Sudah kita pantau melakukan drone dan didata langsung juga. Sebanyak 200 hektare sawah terdampak dan yang parah itu 80 hektare yang tertimbun lumpur," imbuhnya.

Ia menambahkan petani yang terdampak saat ini tengah diusulkan menerima bantuan bibit. Sawah terdampak nantinya akan diusulkan untuk dilakukan optimasi lahan.

"Jadi yang baru terdata dan melapor itu 8 kelompok tani. Sementara kita usulkan untuk dapat bibit dan dilakukan optimasi lahan juga" terangnya.




(hsr/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads