Majas adalah salah satu pelajaran sering ditemukan dalam ilmu Bahasa Indonesia. Materi seputar majas ini dipelajari khususnya di bangku SMP dan SMA.
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia majas biasa juga disebut sebagai gaya bahasa. Umumnya gaya bahasa ini digunakan dalam penulisan karya sastra tulisan, termasuk puisi ataupun prosa.
Nah, agar semakin memahami tentang apa itu majas, apa saja jenis-jenis majas, serta seperti apa contoh-contoh penggunaan majas, berikut penjelasannya dirangkum detikSulsel dari jurnal yang berjudul, "Majas (Majas Perbandingan, Majas Pertentangan, Majas Perulagan, Majas Pertautan)" oleh Surianti Nafinuddin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Majas
Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang digunakan dalam kalimat agar semakin hidup dan menarik. Umumnya majas digunakan dalam penulisan karya sastra, baik lisan maupun tulisan. Konon penggunaan majas sudah digunakan pada era Yunani Kuno.
Tujuan penggunaan majas dalam kalimat tentu agar kalimat tersebut semakin estetik. Jika ingin menambahkan seni di dalam tulisan, maka seseorang perlu untuk bermain dengan kata-kata.
Majas digunakan untuk memperkaya pemilihan kata (diksi) dan bahasa dalam sebuah karya. Nantinya, gaya bahasa yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh selera penulisnya.
Artinya masing-masing penulis atau pengarang bebas menuangkan ide pikiran sesuai dengan watak dan retorikanya masing-masing. Sehingga bisa juga dikatakan bahwa majas adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa yang khas yang memperlihatkan jiwa kepribadian penulis tersebut.
Karena itu, majas bisa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni dari segi bahasa dan non-bahasa.
Dari segi bahasa termasuk di dalamnya penggunaan kata, pilihan nada, struktur dan penyampaian kalimat. Sementara dari segi non-bahasa mencakup pengarang, waktu, media, permasalahan, tempat, tujuan dan sasaran.
Jenis-Jenis Majas Beserta Contohnya
Meskipun ada banyak macam gaya bahasa atau majas yang sering digunakan orang, namun secara sederhana, majas bisa dibagi menjadi 4 jenis. Yaitu majas perbandingan, majas penegasan, majas pertentangan, dan majas sindiran.
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang dibuat dengan cara membandingkan atau menyandingkan dua hal atau objek yang berbeda. Tujuannya biasanya digunakan untuk melukiskan suatu sifat atau keadaan dengan kiasan.
Contohnya membandingkan sifat seseorang dengan suatu benda atau objek tertentu. Adapun beberapa majas yang termasuk di dalam kategori majas perbandingan antara lain majas asosiasi, metafora, simile, personifikasi, alegori, pleonasme dan sebagainya.
Contoh-contoh majas perbandingan:
a. Majas Simile
Majas simile merupakan majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan membanding-bandingkan suatu hal dengan hal lainnya. Pada hakekatnya hal tersebut berbeda namun sengaja untuk dipersamakan.
Secara bahas, simile artinya seperti atau umpama. Majas jenis ini biasanya menggunakana kata-kata seperti, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa dan lain-lain.
Contohnya:
- Seperti air di daun talas
- wajahnya bagaikan bulan kesiangan
- umpama kucing dengan tikus
- laksana air dengan minyak.
- Nyalakanlah semangat serupa dian nan tak kunjung padam.
- Bersabarlah ibarat samudra yang mampu menampung keluh kesah segala muara.
b. Majas Metafora
Metafora berasal dari bahasa Yunani yang artinya memindahkan. Maksudnya majas matafora ini digunakan untuk membanding-bandingkan sual hal dengan hal lain yang memiliki ciri-ciri dan sifat yang sama.
Yang membedakannya dengan simile adalah bahwa majas metafor jauh lebih implisit atau lebih bersifat kiasan. Sementara simile lebih explisit atau gamblang dan tak berbelit-belit.
contohnya:
- Pustaka itu gudangnya ilmu, dan membaca adalah kuncinya
- kesabaran adalah bumi
- kedaradan adalah matahari
- keberanian menjelma kata-kata
- Dan perjuangan adalah pelaksana kata-kata
- Dewi malam telah keluar dari peraduannya
c. Majas Personifikasi
Personifikasi adalah jenis majas yang menyamakan benda-benda mati dengan manusia. Caranya dengan melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda mati tersebut.
Jadi pada majas personifikasi ini, benda-benda tak bernyata seolah-olah memiliki sifat, kemampuan, pemikiran, dan perasaan sebagaimana yang dimiliki oleh manusia.
Contohnya:
- Angin bercakap-cakap dengan daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun
- Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk dengan erat sanubari bangsaku
- Mentari pagi memeluk desaku dengan hangat, jari-jarinya membelai setiap insan, menampar dedaunan, dan mengusir embun-embun yang melekat
d. Majas Depersonifikasi
Berkebalikan dengan majas personifikasi, pada majas depersonifikasi berarti melekatkan sifat-sifat benda tak bernyawa pada manusia. Depersonifikasi adalah majas yang membandingkan manusia dengan bukan manusia atau benda.
Contohnya:
- kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya
- hatinya membeku setelah disakiti wanita
- tekadku sudah membaja
- Hatinya meleleh mendengar rayuan maut si dia
- kesabarannya mendidih, emosinya menguap.
e. Majas Alegori
Alegori adalah majas yang umumnya membangun cerita yang rumit dengan maksud yang terselubung. Di dalamnya kerap terkandung sifat-sifat moral dan spiritual.
Alegori biasanya merupakan rangkaian cerita yang digunakan sebagai perlambang untuk mendidik atau mengajarkan sesuatu hal. Perlambang-perlambang yang dinyatakan dalam bentuk kiasa atau penggambaran, seperti fabel atau parabel.
Contohnya:
Menuju ke Laut
(Sutan Takdir Alisjahbana)
Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang tiada beriak,
diteduhi gunung yang rimbun,
dari angin dan topan.
Sebab sekali kami terbangun,
dari mimpi yang nikmat.
Ombak riak berkejar-kejaran
di gelanggang biru di tepi langit.
Pasir rata berulang di kecup,
tebing curam ditentang diserang,
dalam bergurau bersama angin,
dalam berlomba bersama mega.
Sejak itu jiwa gelisah
Selalu berjuang tiada reda.
Ketenangan lama serasa beku,
gunung pelindung rasa pengalang.
Berontak hati hendak bebas,
menyerang segala apa mengadang.
Gemuruh berderau kami jatuh,
terhempas berderai mutiara bercahaya.
Gegap gempita suara mengerang,
Dahsyat bahna suara menang.
Keluh dan gelak silih berganti,
pekik dan tempik sambut menyambut.
Tetapi betapa sukanya jalan,
bedana terhembas, kepala tertumbuk, hati hancur, pikiran kusut, namun kembali tiada ingin.
namun kembali diada angin,
ketenangan lama tiada diratap.
Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang tiada beriak,
diteduhi gunung yang rimbun,
dari angin dan topan.
Sebab sekali kami terbangun,
dari mimpi yang nikmat.
f. Majas Alusio
Majas alusio adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu hal dengan hal lain yang sudah lebih dulu dikenal orang banyak. Perbandingan tersebut bisa berupa manusia, peristiwa, tempat, legenda pribahasa atau sampiran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Contohnya:
- Bandung dikenal sebagai paris van java.
- Anak itu seperti Maling kundang.
- Mereka sudah seperti bawang merah dan bawang putih
g. Majas Pleonasme
Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu. Pleonasme merupakan majas yang dipergunakan dengan cara menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Karena itu, dari segi struktur kalimat, majas ini sebenarnya bukanlah kalimat efektif.
Contohnya:
- Dia turun ke bawah
- Dia melihat itu dengan mata kepalanya sendiri
- Sejak dari awal, dia sudah begitu
h. Majas Asosiasi
Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua hal yang berbeda dengan mengumpakannya dengan sesuatu. Biasanya menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan atau pribahasa.
- Menuntut ilmu di usia tua bagaikan mengukir di atas air.
- Suaranya terdengar seperti kaset kusut.
- wajahmu laksana purnama di malam hari.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang menggambarkan dua hal yang berlawanan, bertentangan atau bahkan tak selaras. Beberapa contoh dan jenis majas pertentangan antara lain; majas paradoks, antitesis, hiperbola, litotes, anakronisme dan lain-lain.
Contoh-contoh majas pertentangan:
a. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menggambarkan sesuatu dengan cara berlebih-lebihan baik jumlah, sifat, ukuran dan lain-lainnya. Tujuannya adalah untuk menambah kesan dan pengaruh dari kalimat tersebut.
Contoh majas hiperbola;
- Harga-harga sudah meroket
- Mereka terkejut setengah mati
- Saya ucapkan beribu-ribu terima kasih
b. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang berlawanan satu sama lainnya.
Contoh majas antitesis:
- tua muda, besar kecil, semuanya hadir di sini
- bagi kami, menang kalah tak jadi masalah
- baik buruknya seseorang tak bisa dinilai dari luarnya
c. Majas Anakronisme
Majas anakronisme merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu kejadian yang tidak sesuai dengan waktu kejadiannya. Biasanya majas ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang telah terjadi dengan menambahkan hal-hal yang belum ada waktu itu.
Contoh majas anakronisme:
- Kalau saja para prajurit kerajaan Majapahit menggunakan senjata pistol, tentu akan beda cerita
- Ternyata bandung bondowoso dan sangkuriang berteman di media sosial
- Nabi Nuh membuat kapal dengan menggunakan teknologi internet.
d. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang mengungkap sesuatu lebih kecil dengan bentuk aslinya. Biasanya tujuannya untuk mengungkapkan sesuatu dengan rendah hati dan sopan santun.
Contoh majas Litotes:
- Sekali-kali datanglah ke gubuk reotku ini
- Gajiku sebulan hanya cukup untuk makan
- Hanya televisi butut ini yang menjadi hiburan kami sehari-hari
e. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlawanan atau bertentangan.
Contoh majas paradoks:
- Kaya harta, miskin akhlak
- aku merasa sendiri di tengah keramaian ini
- Matanya buta, tapi dia bisa melihat penderitaan orang lain
3. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan objek dengan secara tegas. Biasanya hal ini dilakukan dengan menggunakan kata kiasan ataupun mengulang-ulang suatu kata agar lebih tegas. Karena itu biasa juga disebut sebagai majas pengulangan.
Beberapa contoh majas yang termasuk dalam majas penegasan seperti majas repetisi, pararima, pofasis, klimaks, antiklimaks, enumerasio dan lain sebagainya;
Contoh-contoh majas penegasan
a. Majas Repetisi
Repetisi merupakan majas pengulangan kata, frasa atau klausa yang sama dalam suatu kalimat. Contoh majas repetisi adalah sebagai berikut:
seumpama eidelwis akulah cinta abadi yang tidak pernah layu
seumpama merpati akulah kesetiaan yang tidak pernah ingkar janji
seupama embun akulah kesejukan yang membasuh hati yang lara
seupama samudra akulah kesabaran yang menampung keluh kesah segala muara.
b. Majas Kiasmus
Majas kiasmus adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan sekaligus merupakan pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat. Contoh majas kiasmus sebagai berikut:
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya kaya. Sudah biasa dalam kehidupan sehari-hari, orang pandai ingin disebut bodoh, namun banyak orang bodoh mengaku pandai.
c. Majas Epizeukis
Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Contohnya;
- Kita harus bekerja, bekerja dan terus bekerja untuk mengejar ketertinggalan.
- Ingatlah untuk selalu bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat!
d. Majas Tautotes
Majas tautotes adalah gaya bahassa perulangan yang mengulang sebuah kata berkali-kali dalam sebuh konstuksi. Contoh majas tautotes adalah;
- Kau menuding aku, aku menuding kau, kau dan aku menjadi seteru
- Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja
e. Majas Anafora
Majas anafora adalah majas penegasan dengan cara mengulang kata pertama di setiap baris atau kalimat. Contohnya adalah sebagai berikut:
Akah tak bersalin rupa, apakah boga sepanjang masa
kucari kau dalam toko-toko.
Kucari kau karena cemas karena sayang.
Kucaru kau karena sayang karena bimbang
Kucaru kau karena kau mesti disayang.
4. Majas Sindiran
Terakhir adalah majas Sindiran. Seperti namanya Majas sindiran adalah majas yang digunakan untuk menyindir seseorang.
Beberapa majas yang termasuk dalam majas sindiran antara lain, majas ironi, majas satire, majas sinisme, dan sarkasme.
a. Majas Ironi
Majas ironi adalah salah satu majas sindiran yang menggunakan gaya bahasa yang bertentangan atau berbanding terbalik dengan kenyataan. Contoh majas ironi adalah sebagai berikut;
- Dia anak yang sangat rajin, jam sembilan baru bangun.
- Ruangan ini sangat bersih, sampah berserakan di mana-mana
- Aku memang pintar, tak satupun soal mampu kujawab
b. Majas Satire
Majas satire adalah gaya bahasa yang berupa argumen atau puisi yang berisi kritik sosial. Biasanya satire diucapkan untuk menyindir secara halus.
Contoh majas satire sebagai berikut;
- Nyaman sekali makan di sini, sampai tikus dan kecoa saja bergabung dengan kita.
- Apakah kamu kebanyakan makan cabai? Kok mulutmu pedas sekali?
- Lihat badanmu yang kekar dan berotot itu, ember kecilpun tak mampu kau angkat.
c. Majas Sarkasme
Sarkasme juga merupakan majas sindiran. Bedanya dengan satire, pada majas sarkasme gaya bahasa yang digunakan lebih kasar.
Contoh majas sarkasme:
- Dasar tak tau diri! Utang lamamu saja belum lunas masih mau ngutang lagi!
- Pakai otakmu untuk berpikir, bukan mulut untuk terus mengoceh!
- Dari dulu mulutmu memang berbisa seperti ular.
d. Majas sinisme
Majas sinisme adalah gaya bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian akan sesuatu tindakan. Sinisme juga berupa ungkapan yang mencemooh pikiran atau ide baik seseorang.
Majas ini jauh lebih kasar dari majas ironi. Contohnya;
- Kau memang hebat hingga pasir di gurun sahara dapat kau hitung
- Muntah aku melihat perangaimu yang tak pernah berubah
- jijik aku mendengar kebiasaannya yang tak pernah berubah.
(edr/asm)