Banjir bandang di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) merendam empat kecamatan dengan 1.500 kepala keluarga (KK) terdampak. Banjir terjadi karena Sungai Latuppa dan Battang meluap.
"Di 4 kecamatan itu selama 2 kali kejadian (banjir), itu merendam 1.500 KK dengan jumlah penduduk kurang lebih 2.000 jiwa," kata Kepala BPBD Palopo, Burhan Nurdin, kepada detikSulsel, Kamis (13/10/2022).
Banjir yang terjadi pada Rabu (5/10) menggenangi pemukiman warga di Kelurahan Dangerakko dan Amassangan. Sedangkan banjir pada Jumat (7/10) melanda Kecamatan Telluwanua dan Wara Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burhan mengatakan banjir merusak beberapa rumah warga hingga fasilitas umum seperti jembatan. Dia mengaku pihaknya hingga kini masih melakukan pendataan.
"Ini ada infrastruktur yang rusak dan masih dilakukan assesmen jalan. Untuk data awalnya di kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat, 1 unit talud sepanjang 60 meter amblas, 7 rumah dan 1 mushola terdampak, Penyangga jembatan terbawa arus di Jalan Kambo menuju Battang dan 1 unit tanggul penahan air jebol di Km 7 Battang," ungkapnya.
Kondisi terparah terjadi di kilometer 15, Kelurahan Battang, 3 rumah nyaris terbawa banjir. Pihaknya lalu mendirikan tenda darurat untuk warga mengungsi.
"Kemarin saya pasang tenda di kilometer 15 (Battang) karena ada rumah di sana itu 3 itu sudah dibawa sebagian rumahnya sama air, jadi kalau malam tidak berani tidur di situ," terangnya.
Sementara di Kecamatan Telluwanua sejumlah fasilitas umum seperti jembatan dan tempat wisata mengalami kerusakan akibat banjir. Lahan persawahan seluas 17 ha juga terendam.
"Untuk wilayah Sumarambu, Kecamatan Telluwanua lahan persawahan 17 ha, tanggul 4 titik, saluran pengairan 1 unit, Jembatan Gantung 1 unit dan Gazebo Objek Wisata Permandian Batu Papan 3 unit," paparnya.
Lalu di kelurahan Salubattang luas lahan persawahan yang terendam ialah 150 hektare dan perkebunan 50 hektare. Sementara di Pentojangan ada 200 hektare lahan persawahan dan 15 hektar perkebunan.
"Lahan persawahan di Salubattang 150 Hektare dan di Pentojangan 200 Hektare, kemudian untuk perkebunan di Salubattang sekitar 50 Hektare dan di Pentojangan 15 Hektar," sambungnya.
(hsr/ata)