Sejumlah wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) langganan bencana banjir di tengah cuaca ekstrem beberapa hari terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar menuding banjir yang terjadi karena kiriman dari Kabupaten Gowa dan Maros.
"Jadi bukan pengaruh karena kurangnya irigasi dari kita, tapi memang kiriman dari Gowa dan Maros, ketika hujan di sana kena imbasnya ke kita (Makassar) karena daerah rendah," tutur Sekretaris BPBD Makassar Husni Mubarak kepada detikSulsel, Rabu (12/10/2022).
Husni tidak menampik, hampir tiap tahun Makassar jadi langganan banjir ketika masuk musim hujan. Hal ini dipicu karena meluapnya Sungai Biringje'ne, hingga memicu banjir di wilayah Kecamatan Biringkanaya hingga Tamalanrea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sungai namanya Biringje'ne, memang itu ada di Maros, sudah langganan memang kita (Makassar) terima kiriman air dari sana beberapa tahun lalu," sebutnya.
Selain banjir, Makassar juga sempat diterjang puting beliung bahkan hujan es. Hal ini imbas cuaca ekstrem yang melanda Kota Makassar beberapa hari terakhir.
"Apalagi yang di (Kecamatan) Tamalate, ada angin puting beliung, beberapa rumah termasuk masjid terdampak. Itu terjadi 3 hari lalu, hari Minggu. Ada sekitar 5 rumah dan 1 Masjid terdampak," urai dia.
Berdasarkan data laporan BPBD Makassar, sebanyak 40 rumah di Kecamatan Manggala terdampak banjir pada Selasa (11/10) sekitar pukul 18.55 Wita. Penyebabnya karena hujan deras yang melanda kurang lebih selama 2 jam.
Ketinggian air dilaporkan mencapai 50 centimeter. Atas peristiwa itu, korban sementara mengungsi di Masjid Jabal Nur Blok 10, Jalan Biola, Kecamatan Manggala.
Namun Husni mengemukakan, Makassar masih kategori level menengah potensi bencana akan cuaca ekstrem. Walaupun dalam beberapa hari hujan deras turut memicu banjir di Makassar.
"Kita (Makassar) belum terlalu terdampak, baru di level menengah, di mana ada terjadi puting beliung, hujan es dan banjir. Itu pun banjir kiriman dari tetangga kita (Gowa dan Maros)," paparnya.
Kendati begitu, BPBD Makassar tetap waspada akan potensi bencana yang bisa terjadi. Personel sudah disebar ke titik rawan untuk mengantisipasi.
"Jadi, selama kurang lebih dua minggu ini kami menganggap masih tahap-tahap normalisasi. Kami juga punya 3 posko, 1 di BTP (Bumi Tamalanrea Permai), 1 di (Kecamatan) Manggala dan 1 di (Kecamatan) Ujung Tanah," ujar Husni.
Dikonfirmasi terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto meminta seluruh stakeholder terkait waspada akan potensi bencana di tengah cuaca ekstrem. Dirinya juga sudah meminta SKPD terkait agar siap siaga.
"Tentunya BPBD, camat, dan seluruh instansi terkait selalu standby jika ada hal-hal yang mendesak atau darurat dalam bencana ini, misalnya pohon tumbang, angin puting beliung kemudian curah hujan yang tiba-tiba datang," kata Danny.
Pihaknya juga meminta agar warga mengantisipasi potensi banjir di tengah hujan deras yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
"Ini pola sekarang ini, tiba-tiba curah hujan tinggi sekali, tiba-tiba banjir, tiba-tiba berhenti. Nah, itu pola-pola cuaca ekstrem seperti itu," imbuhnya.
(sar/hsr)