Tak Suka Anies-Mundur, Eks Ketua Garpu NasDem Sulut Ikuti Niluh Djelantik

Sulawesi Utara

Tak Suka Anies-Mundur, Eks Ketua Garpu NasDem Sulut Ikuti Niluh Djelantik

Trisno Mais - detikSulsel
Rabu, 05 Okt 2022 15:49 WIB
Eks Ketua Garpu NasDem Sulut, Didi Roa dan Niluh Djelantik
Eks Ketua Garpu NasDem Sulut, Didi Roa dan Niluh Djelantik (Istimewa)
Manado -

Eks Ketua DPW Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (Garpu) NasDem Sulawesi Utara (Sulut), Fredriek 'Didi Roa' Lumalente mengaku mundur dari NasDem karena mengikuti Niluh Djelantik. Keduanya tidak mau mendukung Anies sebagai capres di Pilpres 2024.

"Iya. Itu juga alasannya," ungkapnya saat ditemui detikcom, Rabu (5/10/2022).

Didi Roa lantas bercerita tentang pertemuan dengan Niluh Djelantik di Bali beberapa waktu lalu. Pada saat itu, kata Didi, keduanya sepakat untuk keluar dari NasDem buntut ditetapkannya Anies Baswedan sebagai capres di 2024.

"Saya dengan Niluh di Bali, kami bercerita. Saya kan tidak terlalu suka ke Anies, jadi keluar saja. Sebagai kader saya mundur," ujarnya.

Niluh Djelantik Mundur dari NasDem

Niluh Djelantik diketahui meninggalkan posisinya sebagai salah seorang Ketua DPP Partai NasDem usai pengumuman Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Niluh menegaskan dirinya berseberangan dengan Anies Baswedan.
Niluh menjelaskan tidak ada masalah pribadi dengan Anies. Namun dia mengaku tidak suka dengan cara kampanye Anies saat Pilkada 2017.

"Anies Baswedan berada di seberang kami, kami tidak ada masalah dengan beliau pribadi, karena pada saat beliau jadi jubir capres Pak Jokowi itu kami menyambut dengan sangat baik. Kami percaya beliau membawa pesan yang baik untuk negara ini, hingga dilantik jadi menteri, siapapun pilihan Pak Jokowi kami support," kata Niluh kepada wartawan dilansir dari detikNews, Selasa (4/10).

Niluh mengaku menjadi orang yang sangat kontra dengan Anies pada Pilkada DKI 2017. Niluh bicara soal dampak polarisasi selama dan setelah Pilkada DKI 2017.

"Tapi pada 2017 hal itu kan berubah. Mbok Niluh sangat menyayangkan bagaimana pembiaran itu terjadi pada saat beliau jadi Gubernur DKI, adanya pembiaran itu dan bagaimana kita akhirnya sebagai anak bangsa terpecah belah, dengan istilah pribumi dan nonpribumi, dan kami menjadi salah satu orang yang paling frontal mengkritik Anies Baswedan," tukasnya.



Simak Video "Surya Paloh Minta Diingatkan Jika Pemilihan Capres Kurang Pas"
[Gambas:Video 20detik]
(tau/hmw)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT