Sebanyak 441.000 kepala keluarga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) akan berpartisipasi dalam pemilihan umum (pemilu) raya ketua RT/RW pada bulan November 2022. Rencananya pemilihan akan dilakukan melalui sistem pemungutan suara elektronik atau e-voting.
"Calon pemilih kan pasti kepala rumah tangga yang berjumlah 441.000," ujar Kepala bagian Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Makassar Harun Rani kepada detikSulsel, Rabu (14/9/2022).
Saat ini aplikasi berbasis android yang akan jadi media untuk penerapan sistem e-voting dalam pemilu raya ketua RT/RW sudah dibuat. Aplikasi itu dinamakan PARAGA yang merupakan akronim dari Pemilu Raya Rukun Tetangga-Rukun Warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya juga masih menghimpun data warga yang berhak memilih sesuai by name by address dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Makassar. Data itulah yang akan di-input di aplikasi.
"Kita butuh data dari pencatatan sipil (Disdukcapil) untuk data pemilih sementara yang akan diolah jadi data pemilih tetap," tuturnya.
Harun menjelaskan kepala keluarga yang terdata oleh saat ini kemungkinan masih akan bertambah. Data tersebut akan ditinjau kembali di masing-masing kelurahan jika ada kepala keluarga yang belum terdaftar.
"Artinya kan jangan sampai ada warga kita yang tidak masuk di daftar pemilih sementara bisa ditambahkan jadi daftar pemilih tetap. Nanti diolah ditingkat kelurahan lagi," jelasnya.
Meski pemilihan calon ketua RT/RW lewat e-voting atau aplikasi, warga akan tetap diminta datang ke lokasi tempat pemungutan suara (TPS) walaupun warga memilih lewat aplikasi di smartphone.
"Sistemnya pasti warga datang ke TPS, dilayani oleh tiga petugas TPS. Dimana, pemilih itu akan melaporkan ke petugas, terus di depannnya kan sudah ada daftar pemilih tetap. Di situ (dicek) apakah dia terdaftar atau tidak. (Jika) terdaftar, diberikanlah PIN atau barcode, di situlah dia membuka aplikasi dan akan memilih calon ketua RT/RW melalui aplikasi," rincinya.
Harun mengungkapkan, BPM Kota Makassar memutuskan melakukan pemilu dengan sistem digital atas pertimbangan efisiensi perhitungan suara nantinya. Pihaknya mengalokasikan anggaran sekitar Rp 3 miliar untuk menggelar pemilu raya tahun ini.
"Setelah kita hitung kalau manual itu ada Rp 4 miliar lebih. Kalau e-voting kan (anggarannya) Rp 3 (miliar), jadi masih ada sisa cukup besar. Kemudahan juga kita berikan dengan e-voting, percepatan juga perhitungan," ungkapnya.
Saat ini, Harun belum bisa menentukan kapan pihaknya akan melakukan sosialisasi terkait sistem terbaru pemilu RT/RW ini. Setelah data pemilih tetap rampung, pihaknya harus menunggu terlebih dahulu keputusan penganggaran di APBD Perubahan 2022 yang tengah berlangsung saat ini.
"Tinggal menunggu, kita juga menunggu. Kan dianggarkan ini di APBD Perubahan," imbuh Harun.
Sebelumnya Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto merencanakan pemilu raya ketua RT/RW digelar November 2022 mendatang. Pelaksanaannya menerapkan sistem pemungutan suara (voting) secara elektronik atau e-voting.
"Ya (bulan November). Pemilu raya dengan sistem digital. Dengan sistem voting," tegas Danny saat dikonfirmasi pada Kamis (1/9) lalu.
(sar/asm)