Antrean Kendaraan Isi BBM di Enrekang Membeludak, Lalin Menuju Toraja Macet

Antrean Kendaraan Isi BBM di Enrekang Membeludak, Lalin Menuju Toraja Macet

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Rabu, 14 Sep 2022 13:58 WIB
Antrean kendaraan di SPBU Enrekang.
Foto: Antrean kendaraan di SPBU Enrekang. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Enrekang -

Antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM di SPBU Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) membludak. Akibatnya, arus lalu lintas (lalin) di Jalan Poros Enrekang-Toraja mengalami kemacetan.

Pantauan detikSulsel, Rabu (14/9/2022) sekitar pukul 11.30 Wita, kendaraan roda dua, roda empat, hingga truk memenuhi area SPBU tersebut. Beberapa di antaranya sudah mengantre di badan Jalan Poros Enrekang-Toraja sehingga membuat arus lalu lintas macet.

Antrean panjang ini berlangsung cukup lama karena hanya satu dispenser BBM jenis Pertalite yang digunakan petugas SPBU. Beberapa kendaraan juga terlihat sudah kehabisan BBM, sehingga meminta warga lain untuk membantu mendorong kendaraan masuk dalam antrean.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang warga yang berprofesi sebagai kurir, Aidil mengatakan, sudah dua hari belakangan ini BBM sangat sulit didapatkan di Enrekang. Hal ini membuat dirinya jarang menerima pesanan dikarenakan harus hemat BBM.

"Ini sudah 2 hari begini. Kemarin saja saya tidak mengantar (kurir) karena BBM habis, bagaimana cara motor jalan kalau tidak habis bensinnya," kata Aidil kepada detikSulsel.

ADVERTISEMENT

Aidil mengungkapkan, sejak adanya pengumuman kenaikan harga BBM stok di Enrekang juga sudah mulai langka. Sehingga, banyak masyarakat kesulitan mendapatkan BBM di SPBU.

"Waktu sulit ini, semua orang sulit. Ya sejak BBM naik, BBM di Enrekang juga sudah langka," ungkapnya.

Sementara itu, pengelola SPBU Enrekang, Rita mengutarakan, stok BBM di SPBU-nya memang sengaja dikurangi. Hal ini, kata dia, merupakan dampak dari kenaikan harga BBM.

Dia merincikan, biasanya dirinya mengambil stok 16 ton BBM jenis pertalite, 8 ton solar dan 4 ton pertamax. Namun, sejak harga BBM mengalami kenaikan dirinya langsung mengurangi stok pengambilan menjadi hanya 8 ton pertalite, 8 ton solar, dan 4 ton pertamax.

"Kenaikan BBM berdampak juga ke kami, makanya stok pengambilan kami kurangi, sekarang itu cuma 8 ton petalite, 8 ton solar, dan 4 ton pertamax. Sebelum naik biasanya kami ambil 16 ton pertalite dan 8 ton solar," jelasnya.

Rita juga menambahkan, kurangnya pengambilan stok ini membuat BBM di Enrekang juga cepat habis. Makanya banyak warga yang tidak kebagian BBM saat datang ke SPBU.

"Sebentar sekali habis ini, kalau begini banyaknya warga mau mengisi sore pasti habismi. Banyak masyarakat tidak kebagian, tapi mau bagaimana lagi keadaannya begini," tandas Rita.




(asm/sar)

Hide Ads