Aksi demo mahasiswa menolak kenaikan harga BBM di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berakhir ricuh. Kericuhan terjadi pada malam hari pada dua titik lokasi aksi.
Kedua titik kericuhan tersebut, yakni di depan Universitas Negeri Makassar (UNM) Jalan AP Pettarani Makassar, dan di sekitar kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Jalan Urip Sumoharjo Makassar.
Aksi saling lempar batu mewarnai unjuk rasa yang digelar Senin (5/9/). Suasana di dua lokasi semakin malam, makin mencekam yang tidak hanya melibatkan kekerasan, namun juga menimbulkan kerusakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ricuh di Depan UNM: Motor Dibakar hingga Bom Molotov
Aksi saling lempar batu terjadi di depan kampus UNM Jalan AP Pettarani Makassar sekitar pukul 19.30 Wita, Senin (5/9). Kericuhan melibatkan massa aksi dengan sekelompok orang tak dikenal (OTK).
Awalnya sekelompok OTK yang datang dari arah Jalan Andi Djemma tiba-tiba menyerang dengan lemparan batu ke arah massa aksi yang memblokade Jalan AP Pettarani. Kawanan OTK itu datang menggunakan parang hingga busur panah.
Massa aksi langsung berhamburan menuju Jalan Raya Pendidikan di samping kampus UNM. Namun tidak lama, massa dari dalam kampus membalas lemparan batu ke arah OTK. Perang antar dua kelompok pun pecah.
![]() |
Terlihat ada 4 motor yang terparkir di pinggir Jalan Raya Pendidikan bahkan jadi sasaran oleh sekelompok OTK. Kobaran api lantas muncul dari salah satu motor tersebut, sedangkan sepeda motor lainnya diinjak-injak.
Aparat kepolisian sempat turun ke lokasi mengamankan motor yang dirusak dan dibakar. Sementara massa dan sekelompok OTK lari ketika petugas mulai menyisir lokasi.
Kericuhan sempat mereda, namun hanya sementara. Sekitar pukul 20.34 Wita, sekelompok OTK dari Jalan Raya Pendidikan Makassar, melemparkan bom molotov ke arah kampus.
OTK tersebut langsung kabur begitu nyala api dari lemparan molotov mulai terlihat berkobar di dalam kampus. Beruntung, api dengan cepat dikendalikan meski tidak terpantau jelas hingga akhirnya api dapat dipadamkan.
Sejumlah personel kepolisian yang sedari tadi terkonsentrasi di depan UNM mulai menyebar dan menyisir lokasi. Hingga pukul 22.36 Wita, aparat kepolisian tampak mulai menguasai lokasi dengan bantuan mobil water cannon yang memukul mundur massa.
![]() |
Petugas dengan kelengkapan tameng dan merangsek masuk menyisir dan personel patmor menyisir Jalan AP Pettarani hingga Jalan Raya Pendidikan. Alhasil ada 2 orang diamankan.
Tidak berselang lama, menyusul 7 orang lainnya kembali diringkus personel Patmor Polda Sulsel yang berusaha lari ke arah Jalan Mapala. Namun hingga saat ini belum ada laporan terkait orang-orang yang diamankan di lokasi kericuhan, termasuk statusnya mahasiswa atau bukan.
Hingga pukul 23.05 Wita, lokasi di depan UNM berangsur kondusif. Bentangan bambu yang tadi menutup dua ruas Jalan AP Pettarani mulai dibuka hingga arus lalu lintas kembali normal.
Simak kericuhan di depan kampus UMI di halaman selanjutnya.
Ricuh di Depan UMI: Tawuran 2 Kelompok Warga
![]() |
Massa aksi demo menutup Jalan Urip Sumoharjo Makassar, tepatnya di depan kampus UMI Makassar sejak pukul 14.15 Wita, Senin (5/9). Namun memasuki pukul 20.30 Wita, seketika tawuran pecah yang melibatkan dua kelompok warga.
Kedua kelompok saling serang tepatnya di jembatan kampus Universitas Bosowa (Unibos). Aksi saling kejar antar kelompok warga terjadi yang menyerang menggunakan batu, kayu, hingga senjata tajam.
Hingga pukul 20.43 Wita, kedua kelompok warga tampak masih saling menyerang. Sementara itu kondisi jalan Urip Sumoharjo masih ditutup secara penuh oleh mahasiswa yang bertahan di depan Kampus UMI.
Mahasiswa memblokade jalan dengan menggunakan bambu dan batang kayu. Bahkan sebuah truk kontainer yang memuat alat berat juga sempat ditahan hingga menutup badan jalan.
Namun hingga 7 jam lamanya usai ditutup, arus lalu lintas mulai kembali normal. Hingga pukul 22.00 Wita, massa aksi akhirnya membubarkan diri dan jalan kembali dibuka.
Tampak pihak kepolisian juga mulai menyusuri Jalan Urip Sumoharjo untuk membersihkan sisa material demo. Termasuk blokade jalan yang dibuat mahasiswa yang berunjuk rasa.