Demo Mahasiswa UIN di Jalan Alauddin Makassar Bubar, Lalin Kembali Normal

Demo Mahasiswa UIN di Jalan Alauddin Makassar Bubar, Lalin Kembali Normal

Alfiandis - detikSulsel
Senin, 05 Sep 2022 16:26 WIB
Mahasiswa demo di depan Kampus I UIN Alauddin Makassar sudah membubarkan diri.
Foto: Mahasiswa demo di depan Kampus I UIN Alauddin Makassar sudah membubarkan diri. (Alfiandis/detikSulsel)
Makassar -

Massa aksi unjuk rasa tolak harga BBM di depan Kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah membubarkan diri. Arus lalu lintas (lalin) kini berangsur normal.

Pantauan detikSulsel di lokasi aksi, Senin (5/9/2022), massa mahasiswa di depan Kampus I UIN Alauddin sudah membubarkan diri sejak pukul 15.55 Wita. Massa aksi bubar dengan tertib.

Blokade jalan utama penghubung Kabupaten Gowa-Kota Makassar yang sebelumnya dibuat mahasiswa juga telah dibuka. Arus lalu lintas kini berangsur kembali normal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, massa mahasiswa telah memblokade jalan selama kurang lebih 4 jam sejak pukul 12.55 Wita. Alhasil, kemacetan lalu lintas terjadi dari dua arah, baik dari arah Gowa maupun Makassar.

Dalam aksi unjuk rasa itu, massa mahasiswa membentangkan sepanduk bertuliskan penolakan kenaikan harga BBM. Massa juga menyandera 1 truk trailer pengangkut semen untuk dijadikan mimbar orasi.

ADVERTISEMENT

"Kenaikan BBM ini bukan jadi solusi perbaikan ekonomi Indonesia kawan-kawan, karena ini tidak pro terhadap masyarakat, karena seharusnya yang menggunakan bahan bakar terbanyak saat ini adalah pertambangan dan pabrik yang ada di Indonesia," seru mahasiswa yang berorasi.

"Seharusnya yang dinaikkan itu harga solar karena pertambangan menggunakan solar, sehingga kami menekankan kepada pemerintah agar mempertimbangkan dalam memberikan kebijakan kenaikan BBM kepada masyarakat," sambungnya.

Mereka menganggap, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kebijakan itu disebut hanya untuk kepentingan pemerintah sendiri.

"Pemerintah itu lokomotif untuk kebijakan ke depan, ini malah pemerintah yang semestinya jadi pelayan bagi masyarakat, malah mengutamakan kepentingan sendiri," tuturnya.




(asm/nvl)

Hide Ads