Massa yeng tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Luwu (IPMAL), Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM dengan menutup jalan protokol di Kota Palopo. Massa menilai kenaikan harga BBM merupakan hadiah terburuk pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Pantauan detikSulsel, Senin (5/9/2022), massa mulai memadati pertigaan Jalan Islamic Center, Kelurahan Songka, Kecamatan Wara Selatan, Kota Palopo sekitar pukul 11:00 Wita. Tampak massa aksi memblokade jalan dengan membakar ban bekas.
Massa menggelar aksi sambil membentangkan spanduk bertuliskan "IPMAL Menggugat, RIP Menolak Kenaikan BBM Subsidi". Di lokasi demo tampak personel aparat kepolisian berjaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jendral Lapangan, Muhammad Rifki, saat menyampaikan aspirasinya menegaskan pihak menolak kenaikan harga BBM. Keputusan yang diambil pemerintahan Joko Wudodo (Jokowi) ini dinilai memberatkan warga.
"Kita menyatakan sikap secara tegas menolak kenaikan harga BBM, kenaikan BBM merupakan hadiah terburuk Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf," ucap Rifki saat menyampaikan aspirasinya, Senin (5/9/2022).
Lebih jauh, Rifki menerangkan bahwa kenaikan harga BBM akan memberi pengaruh terhadap aspek perekonomian bagi warga.
"Kenaikan BBM dipastikan akan mempengaruhi harga komoditas, distribusi. Sebagaimana yang kita ketahui BBM merupakan poros dari aspek segala bentuk, aspek perekonomian dan sebagainya," jelasnya.
Dia menilai, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM tidak tepat. Menurutnya ruang gerak masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya belum pulih secara utuh akibat dari pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya selesai. Sehingga kebijakan dinilai tidak pro rakyat.
"Namun yang kita ketahui pada hari ini bahwa pasca COVID-19 kita masih membatasi atau dibatasi ruang gerak untuk bisa mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kita. Kami (IPMAL), secara tegas menolak akan kebijakan yang dianggap tidak pro terhadap rakyat," pungkasnya.
(tau/nvl)