Siswa SDN Buntulalong di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) harus menanggung akibat dari pembangunan sekolah yang tidak rampung. Mereka terpaksa menggunakan kelas darurat untuk belajar.
Pembangunan gedung sekolah mereka jauh dari selesai. Bahkan kini disegel oleh sejumlah tukang yang meminta gaji mereka dilunasi.
"Disegel, jadi kita belajar di sini (kelas darurat)," kata salah satu guru SDN Buntulalong Misma kepada detikcom, Sabtu (27/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misma mengatakan ia dan para siswa telah menggunakan kelas darurat selama satu tahun. Ia mengaku tidak mengetahui pasti soal konflik pembangunan gedung sekolah SD tersebut hingga disegel.
"Saya tidak tau jelas. Cuman katanya gaji belum dibayar sama kontraktor, jadi 80 siswa sekarang belajar di sini (kelas darurat) dari tahun lalu," jelasnya.
Kelas darurat yang digunakan memiliki kapasitas tampung yang sangat terbatas. Sehingga Misma membagi kelas siswa untuk belajar bergiliran.
"Kan kita sekat-sekat saja ruangan, masuk dua kali seminggu siswa. Kita jadwalkan per kelas karena ruangan tidak cukup," bebernya.
Ia berharap para siswa dan guru bisa secepatnya menggunakan bangunan gedung sekolah yang disegel oleh pemborong dan tukang. Dia mengkhawatirkan para siswa yang saat ini dibagi kelasnya terlambat dalam pelajaran.
Kontraktor Lari-Pembangunan SD Mangkrak
Komite Sekolah SDN Buntulalong, Wili mengatakan pembangunan sejumlah bangunan sekolah di SDN Buntulalong berakhir mangkrak karena kontraktor proyeknya lari dari tanggung jawab. Bahkan kontraktor tidak membayarkan upah tukang sehingga gedung sekolah disegel.
"Tiga gedung di sini belum selesai pengerjaan, baru ditinggal sama kontraktornya," kata Wili, Sabtu (27/8).
Sejumlah bangunan yang belum selesai dikerjakan adalah gedung perpustakaan, usaha kesehatan sekolah (UKS). Sementara untuk toilet baru terbangun pondasi.
Pengerjaan bangunan oleh kontraktor dimulai sejak Juni 2021 lalu. Namun belum selesai hingga kini bahkan mangkrak.
Selain itu kontraktor penanggung jawab juga lari tanpa membayar gaji tukang. Akibatnya, tukang menyegel gedung sekolah.
"Tukang juga menunggu gaji, jadi digembok sekolah. Sekarang 80 siswa di sini pakai bangunan darurat," jelasnya.
Proyek Sudah Putus Kontrak
Sementara itu, Analis Kebijakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Mamuju Irwan mengaku sejak 2021 lalu proyek tersebut sudah putus kontrak. Kontraktor dinilai tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dan tidak adanya permohonan perpanjangan waktu.
"Sudah putus kontrak, proyek pembangunan gedung sekolah (SDN Buntulalong) akan dilanjutkan setelah pembahasan APBD perubahan, tentunya dengan penyedia (perusahaan) baru," jelasnya.
Meski begitu, Irwan enggan menyebutkan nama kontraktor dan perusahaan yang tidak mangkir dari pengerjaan bangunan sekolah tersebut. Namun pihaknya telah memasukkan perusahaan dimaksud ke dalam daftar hitam atau blacklist.
Terkait anggaran ketiga proyek pembangunan gedung SDN Buntulalong, Irwan menyebut tak mengetahui persis. Ia hanya mengetahui pengerjaannya dilakukan sejak Juni 2021 dan harusnya selesai November 2021 lalu.
"Kontraknya (anggaran) ada di kantor (Disdikpora)," pungkasnya.
(alk/tau)