Warga Pinrang Rayakan HUT RI di Gunung Paleteang, Singgung Kerusakan Alam

Warga Pinrang Rayakan HUT RI di Gunung Paleteang, Singgung Kerusakan Alam

Muhclis Abduh - detikSulsel
Rabu, 17 Agu 2022 17:48 WIB
Warga Pinrang Rayakan HUT RI di Gunung Paleteang,
Foto: Warga Pinrang Rayakan HUT RI di Gunung Paleteang, (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Pinrang - Warga Pinrang membentangkan bendera merah putih sepanjang 65 meter di Gunung Paleteang untuk menyemarakkan HUT ke-77 RI. Pengibaran bendera itu sekaligus aksi memprotes atas kerusakan alam di gunung tersebut.

"Di Gunung Paleteang, galian batu dari para penambang membuat kerusakan alam. Padahal di sini dekat dengan sawah dan kebun warga sehingga menurunkan produksi pertanian masyarakat sekitar," ungkap Panitia Pengibaran Bendera Jumadil Khutbah kepada detikSulsel, Rabu (17/8/2022).

Jumadil melanjutkan, seharusnya Gunung Paleteang ini dilindungi dari aktivitas galian. Pasalnya jika dibiarkan bukit akan habis terkikis oleh aktivitas penambangan batu.

"Kami sudah sering soroti, melalui momentum 17 Agustus ini kami gaungkan lagi sebab kami tak ingin Gunung Paleteang tinggal nama saja," keluhnya.

Warga Pinrang Rayakan HUT RI di Gunung PaleteangWarga Pinrang Rayakan HUT RI di Gunung Paleteang Foto: Warga Pinrang Rayakan HUT RI di Gunung Paleteang.(Muhclis Abduh/detikSulsel)


Bendera raksasa berukuran 65x8 meter ini terbentang di Gunung Paleteang, Kelurahan Temmasarangnge, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang sejak Selasa (16/8). Bendera dibentangkan setelah diarak dari Lasinrang Park.

Sebagai rangkaian memperingati HUT ke-77 RI, sekitar pukul 01.30 Wita, Rabu (17/8) juga dilakukan pentas seni yang menggambarkan bendera merah putih sedang dijahit. Selanjutnya ada pula penanaman 100 bibit pohon di Gunung Paleteang.

"Tadi pagi kita juga melakukan upacara 17 Agustus di Gunung Paleteang untuk melengkapi seluruh rangkaian acara pengibaran bendera," ujarnya.

Jumadil melanjutkan, pengibaran bendera di Gunung Paleteang ini memang rutin dilaksanakan tiap tahun. Bedanya kali ini melibatkan lebih banyak peserta.

"Kita melibatkan banyak pihak, selain untuk rasa nasionalisme, juga itu tadi agar semakin banyak yang memperhatikan kerusakan bukit yang semakin parah," jelasnya.


(hsr/alk)

Hide Ads