Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw membentangkan bendera merah putih sepanjang 77 Meter di Pulau Fani yang merupakan pulau terluar Indonesia. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menyambut HUT RI yang ke-77.
"Pembentangan 77 meter bendera merah putih di sepanjang pantai di Pulau Fani," ungkap Paulus kepada detikcom, Senin (15/8/2022).
Pembentangan bendera ini dilakukan pada Sabtu (13/8). Dia mengatakan agenda tersebut sebagai bagian dari komitmen pihaknya untuk menjaga Pulau Fani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi semangatnya hari ulang tahun republik ke-77 tahun ini, kita ingin agar ada perhatian negara, pemerintah kepada pulau terluar yang ada di perbatasan Provinsi Papua Barat ini," katanya.
"Ini adalah serambi terdepan negara. kita harapkan nanti waktu ke depan bisa ditinjau juga oleh bapak menteri, baik pak Menko Polhukam maupun Menteri dalam negeri sebagai kepala BNPP (Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan), melihat pentingnya pembangunan pulau kosong ini," sambungnya.
Paulus menjelaskan bahwa Pulau Fani berbatasan dengan Republik Palau, yang merupakan negara kepulauan di Samudera Pasifik pada wilayah Oseania. Negara itu berjarak ratusan kilometer dari Kota Sorong, Papua Barat.
"Pulau Fani adalah pulau terluar dari Provinsi Papua Barat yang berbatasan dengan Republik Palau. Jadi jaraknya itu kurang lebih 300 kilometer dari Kota Sorong," katanya.
Selain membentangkan bendera merah putih sepanjang 77 meter, pihaknya juga menancapkan 77 bendera merah putih di sepanjang garis pantai Pulau Fani.
"Kemudian penancapan 77 bendera merah putih yang kita bawa turun dari kapal," jelasnya.
Paulus juga mengungkapkan Pulau Fani sebagai pulau terluar Indonesia masuk dalam Distrik Kepulauan Ayau di Papua Barat. Pulau ini dulunya pernah dikuasai oleh nelayan Filipina pada periode tahun 90-an.
"Pulau ini dulu pernah dikuasai oleh nelayan dari Filipina sehingga saya semenjak menjabat Gubernur, melihat betapa pentingnya kehadiran kita, dalam hal ini negara di kepulauan kosong ini," ungkapnya.
![]() |
Namun dia mengatakan saat ini sudah ada pos jaga TNI Angkatan Laut untuk mengamankan kedaulatan wilayah RI di Pulau Fani yang tidak berpenghuni itu.
"Di sana, sudah ada pos Angkatan Laut. Di Pulau Fani yang menjaga kedaulatan di situ. Hanya saja kehadiran kami itu menjadi momentum kebangkitan perhatian negara kepada serambi terdepan," ujarnya.
Anak-anak Ikut Pembentangan Bendera
Menurut Paulus, pembentangan bendera sepanjang 77 meter ini diikuti rombongan Forkopimda Papua Barat. Namun sejumlah anak-anak dan warga sekitar lainnya turut ambil bagian dalam acara tersebut.
"Itu masyarakat dari Distrik Kepulauan Ayau, itu hadir semua, kurang lebih mereka ada 50 orang menggunakan perahu-perahu kecil, long boat yang berisi mama-mama dan anak-anak yang kemudian menyambut kami dengan tradisi masyarakat yaitu tambur. Suling-suling Tambur," tutur Paulus.
"Jadi mereka menerima kita hadir di sana. Kita menggunakan 3 kapal, dua kapal perang dan 1 kapal sipil. Hadir di sana. saya kebetulan dengan para Kapolda, Pangdam dan Panglima Komando Armada 3 itu menggunakan helikopter. Karena waktu tempunya cukup jauh ya," imbuhnya.
(hmw/hmw)