Berita Internasional

Pengamat Unhas Nilai China Bersiap Serang Taiwan gegara Kunjungan Pelosi

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Kamis, 04 Agu 2022 08:10 WIB
Militer China mendekat ke arah Selat Taiwan (Foto: REUTERS/Tingshu Wang)
Jakarta -

Pengamat Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin (HI) Agussalim Burhanuddin menilai China sedang bersiap-siap menyerang Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi ke Taiwan. Kemungkinan penyerangan itu terlihat dari latihan militer yang sedang dilakukan China saat ini.

"Dalam waktu dekat (China serang Taiwan), karena biasanya serangan militer besar-besaran itu memang diawali dengan kedok atau berkillah melakukan latihan militer, tetapi yang kemudian dilanjutkan dengan operasi militer besar-besaran," ujar Agussalim saat dikonfirmasi detikSulsel, Rabu (3/8/2022).

Menurut pengamatan Agussalim, latihan militer yang sedang dilakukan China saat ini bisa saja berubah menjadi serangan mendadak ke wilayah Taiwan, buntut kemarahan China yang dipicu kunjungan Pelosi ke Taipei.


"Saat ini kan (China) sedang dilakukan latihan militer. Jadi China sedang mempersiapkan operasi militer dalam bentuk latihan militer," ujarnya.

"Artinya, seketika itu juga akan bisa diubah, atau bisa digelar menjadi serangan terbuka ke wilayah daratan Taiwan," tambahnya.

Agussalim menegaskan, serangan mendadak China ke wilayah Taiwan bisa terjadi kapan saja, apalagi selama China masih terus menggelar latihan militer di dekat perbatasan Taiwan.

"Kalau dikatakan kapan (China serang Taiwan), artinya dekat-dekat. Jadi, sepanjang latihan militer tersebut belum dinyatakan selesai, atau belum ditarik kekuatan militer tersebut, berarti kemungkinan untuk serangan atau invasi bisa saja terjadi kapan saja," ujarnya.

China Dinilai Sedang Memperhitungkan Serangan ke Taiwan

Melihat kondisi yang terjadi saat ini, Agussalim menyebut kemungkinan serangan yang dilakukan China terhadap Taiwan masih 50%. Menurutnya, serangan Rusia ke Ukraina juga turut menjadi perhitungan China sebelum menyerang Taiwan.

"Saya masih berpikir 50:50. 50:50 nya begini, kemungkinan China untuk menyerang itu besar, 50 persen. Kenapa? Karena China belajar dari apa yang dilakukan Rusia ke Ukraina," kata Agussalim.

Ia juga menambahkan, kemungkinan penyerangan yang akan dilakukan China juga diperhitungkan dari kondisi negara-negara barat yang saat ini sedang fokus membela Ukraina. Menurut Agussalim, China bisa mengambil kesempatan yang menguntungkan dari kondisi tersebut karena negara-negara yang mungkin membela Taiwan sedang sibuk membela Ukraina.

"Kalau Tiongkok menginvasi Taiwan saat ini, di mana dunia sedang fokus kepada Ukraina, negara-negara Barat sedang membela Ukraina, tentu dia bisa mengatakan dia mengambil kesempatan pada saat itu," jelasnya.

Sementara, kemungkinan 50 persen lainnya dianggap Agussalim sebagai bentuk ketidaksetujuan China terhadap kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan.

"Kenapa saya katakan 50? Di sisi lain saya belum melihat juga 50% mengatakan bahwa ini adalah bagian dari bahasa politik China yang menyatakan ketidaksetujuan atau penentangan terhadap Nancy Pelosi ke Taiwan," katanya.


Ia menambahkan, China turut mempertimbangkan kerugian-kerugian yang mungkin terjadi jika peyerangan terhadap Taiwan dilancarkan.

"Tentu Tiongkok juga masih mengkalkulasi kalau dia melakukan operasi militer menginvasi Taiwan. Maka dia mengkalkulasi kerugian-kerugian jika dia melakukannya (penyerangan terhadap Taiwan)," jelas Agussalim.

Baca halaman selanjutnya...




(urw/nvl)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork