Sebanyak 10 perawat berstatus tenaga sukarela di Puskesmas Kecamatan Sendana, Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum menerima upah jaga selama 7 bulan. Ada 3 di antara tenaga kesehatan itu mogok kerja lantaran pembayaran insentifnya mandek.
"Iya 10 orang kami semua belum dibayarkan insentif upah jaganya, 7 bulan mi," ucap Nengsi, salah satu perawat Puskesmas Sendana kepada detikSulsel, Selasa (2/8/2022).
Nengsi mengaku dirinya bersama 2 rekannya terpaksa mogok kerja. Lantaran pihak puskesmas tak kunjung memberi kejelasan pembayaran upah jaga pasien sejak awal tahun 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga orang ka' itu sudah mogok kerja, yang lain (7 orang) dari kami belum tahu seperti apa keputusannya. Bukan apanya kasihan, itu ji uang diharap pakai ongkosi kebutuhan sehari-hari ta', tidak mungkin itu air mau dipakai isi bensin," keluhnya.
Keterlambatan pembayaran insentif perawat ini disebut juga terjadi pada tahun 2021 lalu. Bahkan dirinya hanya menerima upah jaga pasien dan puskesmas selama 4 bulan pada tahun lalu.
"Tahun lalu cuma empat bulan ji, tapi tahun ini tidak ada sama sekali dicairkan," beber Nengsi.
Informasi yang diterimanya, pihak puskesmas hanya memberi kesanggupan membayar insentif sebulan. Sisanya akan diakomodir di APBD Perubahan 2022.
"Katanya cuma 1 bulan ji mau dia bayar dulu sambil tunggu perubahan anggaran. Lalu bagaimana yang 6 bulan dan bagaimana kalau tidak ada perubahan anggaran," tegasnya.
Nengsi menambahkan, dirinya bahkan sempat dijanji insentif perawat sukarela akan cair bulan Mei lalu. Namun hingga saat ini Puskesmas tidak lagi memberi kepastian.
"Bulan 5 kemarin dia bilang, 'sudah ada di rekening Rp 9 juta, sebelum tanggal 7, itu uang sisa dicairkan. Kosongkan itu buku rekening'. Sampai sekarang apa? Tidak ada selama dia menjabat," terang Nengsi.
Sementara Kepala Puskesmas Sendana Wahidin Rusli enggan memberi penjelasan saat dikonfirmasi terkait pembayaran upah jaga perawat sukarela yang mandek selama 7 bulan.
"Saya belum bisa sekarang. Saya harus ke kantor dinas (kesehatan) dulu ketemu pak Kadis," singkat Wahidin Rusli.
(sar/asm)