Dugaan Perawat Salah Suntik Obat Bikin Bayi di Gowa Meninggal

Dugaan Perawat Salah Suntik Obat Bikin Bayi di Gowa Meninggal

Tim detikSulsel - detikSulsel
Jumat, 22 Jul 2022 09:30 WIB
ilustrasi bayi disuntik
Ilustrasi bayi disuntik. Foto: ilustrasi/thinkstock
Gowa -

Oknum perawat RSUP Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga salah suntik obat ke seorang bayi yang menyebabkannya meninggal dunia. Sebelum meninggal, tubuh bayi berusia satu bulan asal Kabupaten Gowa bernama Danendra Atharprazaka Nirwan itu sempat membiru.

"Malam itu ada perawat masuk mau suntik anak ku, katanya obat untuk Danendra (nama korban). Saya bilang iya di sini, masuk mi dia suntik anakku obat. Setelah masuk satu spuit besar, saya liat itu obat, ih salah itu untuk Naisiah, bukan untuk Danendra," kata ibu korban Mustainna Mansyur kepada detikSulsel, Kamis (21/7/2022).

Mustainna menuturkan awalnya bayinya masuk rumah sakit pada Kamis (14/7) dengan diagnosis usus turun. Bayinya kemudian dinyatakan meninggal sehari sebelum menjalani operasi yang rencananya dilakukan Selasa (19/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, bayinya meninggal akibat seorang oknum perawat di rumah sakit salah suntuk obat. Korban lantas meninggal dunia satu jam setelah menerima suntikan obat tersebut.

"Dia bilang mi itu (perawat) oh salah, na masuk mi itu satu spuit, terus pergi mi. Saya ikuti itu perawat keluar pergi melapor ke dokter. Setelah masuk ka kembali di kamar kulihat membiru mi anakku," tutur Mustainna.

ADVERTISEMENT

Mustanna mengaku tidak menerima kejadian ini. Dia dan keluarga pun berencana menempuh jalur hukum atas dugaan malapraktik yang dilakukan oknum perawat RSUP Wahidin Sudirohusodo.

Jawaban pihak rumah sakit di halaman selanjutnya.

RUSP Wahidim Sudirohusodo Tanggapi Dugaan Salah Suntik Obat

Pihak RSUP Wahidin Sudirohusodo langsung merespons dugaan bayi meninggal karena salah suntik obat. Plt Direktur Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSUP Wahidin Sudiro Husodo dr. Nu'man As Daud mengatakan pihaknya sedang melakukan audit karena apa yang disampaikan keluarga korban belum sepenuhnya benar dan butuh pendalaman.

"Apa yang disampaikan keluarga tentu kita juga tidak bisa menerima seratus persen dan RS Wahidin memiliki aturan yang baku terhadap pelayanan. Tentu kita tidak menginginkan sesuatu orang dirawat dan meninggal," ujar Nu'man saat ditemui detikSulsel, Kamis (21/7).

Kendati begitu, Nu'man menegaskan jika dugaan yang disampaikan benar, maka pihak rumah sakit siap bertanggung jawab. Termasuk melakukan evaluasi.

"Tetapi kalau ada pasien yang meninggal di Wahidin dianggap keluarganya tidak wajar itu adalah tanggung jawab dari RS untuk melakukan, melihat, dan mengevaluasi benar atau tidak," tegasnya.

"Meninggal ketika diberikan obat tetapi apakah obat itu yang menimbulkan kematian terhadap bayi ini, itu akan kita audit ke bawa karena orang dirawat memang diberikan obat," sebutnya.

Sementara itu, Nu'mang membantah tuduhan perawat yang menyuntik korban adalah perawatan magang. Dia juga mengatakan apabila benar obat itu jadi penyebab kematian korban maka seharusnya ada dua anak yang meninggal karena obatnya tertukar.

"Itu menurut pendapat keluarga tapi kita akan melakukan audit karena di ruangan itu ada beberapa anak dirawat, sama dan pada saat bersamaan juga ada berapa anak disuntik pada hari itu pun kalau karena obatnya diberikan tentu akan ada dua anak meninggal karena tertukar obatnya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(asm/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads