Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sulawesi Selatan (Sulsel) kian menyebar. Pemprov Sulsel mencatat ada sebanyak 106 kerbau yang positif terjangkit PMK.
"Di Tana Toraja ada 28 yang sakit (positif PMK). Di Toraja Utara itu kemarin terkonfirmasi 73. Jadi totalnya 101 di Toraja, Bone ada 4 ekor yang sakit, 1 ekor dari Gowa," ucap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel Nurlina Saking kepada detikSulsel, Selasa (12/7/2022).
Penyebaran virus PMK di Sulsel ini disebutnya berasal dari NTB, NTT dan Maluku sesuai hasil investigasi. Sebelum wabah PMK meluas, Sulsel memang memilih memasok ternak dari ketiga provinsi tersebut. Namun khusus dari NTB, pihaknya sudah menutup pintu masuk ternak setelah pecah kasus PMK di salah satu pulau di sana pada Mei lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Virus itu kan datang dari daerah yang sudah tertular. Itu pasti. Dan memang kemarin kita lalu lintasnya masih terbuka, ternak Sulsel itu banyaknya masuk dari NTB, NTT, dan Maluku. Tapi kan jalur perpindahan ternak bisa saja ada yang tidak melalui jalur resmi," jelasnya.
Nurlina menambahkan, pihaknya tidak akan menempuh langkah pemusnahan atau matikan paksa hewan ternak yang terjangkit PMK. Ini lantaran penyakit ini disebutnya bisa disembuhkan. Selain itu, pihaknya harus menyiapkan anggaran besar untuk biaya ganti untung yang harus dibayarkan ke peternak karena memusnahkan hewan yang terjangkit PMK.
"Kalau dimusnahkan harus disiapkan dana penggantian. Tapi tidak ada persiapan untuk anggaran (penggantian)," jelasnya.
Kalaupun dimusnahkan, opsi pemotongan bersyarat jadi salah satu pilihan untuk mencegah PMK makin meluas penyebarannya. Menurutnya, hewan yang dicurigai menjadi induk semang virus mesti segera dipotong, bila ternak dipotong maka virus tidak dapat berkembang dan mati.
"Kalau induk semangnya mati, virusnya tidak berkembang. Dengan begitu harus dihilangkan tempat hidup virusnya. Itu kenapa kita harus potong bersyarat. Artinya belum waktunya dipotong, ya harus dipotong, dimusnahkan saja (kaki dan kepala) karena itu tempat hidup virus," katanya.
Sebelumnya dilaporkan ada 4 kerbau suspek PMK di Bone..
Selain kasus menyebar luas di Toraja, kasus PMK ini juga ditemukan menyebar ke daerah lain. Termasuk temuan 4 kerbau di Bone yang suspek PMK. Kerbau suspek PMK ini berasal dari Toraja Utara dan didatangkan masuk ke Bone.
"Ada 4 ekor suspek di Kabupaten Bone. Sampelnya sudah dikirim ke laboratorium," ungkap Nurlina Saking kepada detikSulsel, Senin (11/7).
Menurutnya, temuan 4 kerbau suspek PMK ini setelah ditelusuri ternyata didatangkan dari Toraja Utara. Kerbau ini masuk ke Bone sebelum ada temuan kasus PMK di Toraja Utara.
"Pada saat penemuan (kasus PMK) di Toraja Utara, itu kan lockdown tuh, nah kerbau ini tiba ke Bone sebelum ada temuan kasus di sana. Nanti pi sudah sampai di Bone baru diketahui kalau bergejala juga," jelasnya.