Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar menerima 667 tenaga administrasi yang lolos seleksi Laskar Pelangi (Pelayanan Publik Berintegritas). Jumlahnya disebut membengkak, tidak sebanding tenaga guru yang diterima hanya 904 guru SD dan 286 guru SMP.
"Yang mendaftar ulang berdasarkan Laskar Pelangi, (di antaranya) 904 tenaga guru SD, 286 tenaga guru SMP, kemudian administrasi 667 orang," ungkap Kepala Disdik Makassar Muhyiddin kepada detikSulsel, Senin (11/7/2022).
Menurutnya jumlah tenaga administrasi ini terlalu banyak. Padahal jika dihitung, kebutuhan untuk di Disdik Makassar saja hanya 80 orang, selebihnya disebar sebagai staf tata usaha di sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tenaga administrasi membengkak 667 orang. Ini ternyata administrasi yang lebih besar. Kalau kami tenaga administrasi di dinas pendidikan saja tidak sampai begitu, hanya 80 (kebutuhannya)," ucapnya.
Padahal pihaknya mengaku masih membutuhkan tenaga guru. Namun dari laporan yang diterima, ada sekitar 200 orang tenaga guru yang tidak lolos seleksi Laskar Pelangi.
"Yang tidak lulus itu totalnya 200 lebih, atau sekitar 240-an orang kalau tidak salah," beber Muhyiddin.
Namun pihaknya akan mengusulkan kembali ratusan tenaga guru kontrak itu agar diangkat kembali sebagai Laskar Pelangi. Apalagi banyak di antara mereka yang sudah mengabdi bertahun-tahun.
"Tetap kami usulkan kembali. Jadi kita menunggu saja. Karena kemarin kan kita tidak punya daftar dari BKPSDM (yang ikut seleksi). Jadi kami hanya menerima (hasil pengumuman Laskar Pelangi)," urai dia.
Diketahui sebanyak 12.800 tenaga kontrak lingkup Pemkot Makassar lolos seleksi Laskar Pelangi. Mereka pun sudah bekerja menyandang status baru di tiap SKPD masing-masing yang membutuhkan.
"Iya, (12.800 Laskar Pelangi) sudah ditempatkan semua ke SKPD masing-masing," papar Kepala Bidang Pengadaan dan Informasi BKPSDM Kota Makassar Ilham Rasul saat dikonfirmasi terpisah.
Sebelumnya 12.800 orang yang lolos Laskar Pelangi sudah melakukan daftar ulang untuk memilih pengelompokan keahlian yang diminati, yakni kelompok tenaga ahli, administrasi, dan operasi atau petugas lapangan. Namun hanya tenaga ahli yang akan dites kembali berdasarkan kompetensi spesifiknya.
(sar/asm)