Ratusan emak-emak yang tergabung dalam Mak Ganjar Sulsel menggelar baksos di Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Jumat (8/7). Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Mak Ganjar, Nining mengungkapkan pihaknya menggelar baksos untuk menebar manfaat, terlebih usai mendengar kisah Yuddin dan Nursabbi.
Seperti diketahui, kisah Yuddin dan Nursabbi belakangan ini banyak diperbincangkan di media sosial. Sebab, dua siswa SD Inpres 5/81 Tapong ini harus berjuang untuk menuju sekolah. Setiap pukul 03.00 WITA sebelum ke sekolah, mereka harus menyiapkan parang untuk berjaga-jaga jika bertemu hewan buas di jalan.
Keduanya pun perlu berjuang untuk ke sekolah lantaran jaraknya yang jauhnya dan jalanan yang terjal. Tak hanya itu, mereka harus menempuh hutan belantara, perbukitan, dan enam anak sungai yang berjarak 7 kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nining menjelaskan, selain untuk membantu masyarakat setempat, kegiatan ini juga terinspirasi dari kepedulian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Mengingat sosok Ganjar kerap membantu perempuan dan anak-anak.
"Kami terinspirasi dengan pemimpin kita (Ganjar) yang punya kepedulian pada perempuan dan anak. Ya, anak-anak itu kan aset untuk masa depan," ungkap Nining dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/7/2022).
Bantuan Rumah Singgah hingga Sembako
Dalam kegiatan ini, Nining menjelaskan pihaknya memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah untuk Yuddin dan Nursabbi. "Diberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah untuk Yuddin dan Nursabbi, dan dua saudaranya yang masih sekolah. Satu saudara Yuddin tidak datang, tapi tetap dikasih bantuan serupa mengingat mereka 4 bersaudara dan masih sekolah semua," kata Nining.
Mereka bahkan juga menyiapkan rumah singgah untuk Yuddin dan Nursabbi maupun anak-anak lain yang mengalami nasib serupa. Adapun pada tahap awal, rumah singgah akan diisi oleh 10 siswa.
"Kami datang ke sini untuk membuka rumah singgah bagi anak-anak kita yang tinggal jauh dari sekolah. Kami buka rumah singgah ini dengan bekerja sama dengan pemerintah setempat," ungkapnya.
"Jadi (anak-anak) bisa tinggal di rumah itu, seminggu sekali bisa pulang ke rumah orang tuanya. Terima kasih kepada orang tua Yuddin yang telah memberikan izin. Ke depan, kalau ada yang serupa, bisa berkomunikasi dengan kepala desa, bisa masuk ke dalam daftar anak asuh Mak Ganjar," sambungnya.
Dengan adanya rumah singgah, Nining berharap dapat membuat anak-anak usia sekolah yang tinggal jauh dari sekolah memiliki tempat untuk tinggal di dekat sekolahnya.
Tak hanya itu, kehadiran rumah singgah juga diharap dapat membuat anak-anak yang rumahnya jauh dari sekolah bisa lebih berkonsentrasi dalam proses belajar dan tidak lagi kelelahan ketika tiba di sekolah. Dengan demikian, hal ini kualitas SDM masyarakat desa setempat dapat ikut meningkat.
Sementara itu, Koordinator Wilayah Mak Ganjar Sulsel, Siti Fatimah mengatakan Mak Ganjar Sulsel juga membagikan paket sembako, menyalurkan hewan kurban untuk Idul Adha, dan memberikan donasi atau santunan untuk anak asuh Mak Ganjar di Desa Tapong.
"Untuk hari ini, Mak Ganjar Sulsel membagikan 500 paket sembako untuk masyarakat, juga ada bantuan untuk 47 anak asuh Mak Ganjar di Desa Tapong. Kita juga menyerahkan hewan kurban untuk masyarakat setempat," katanya.
Fatimah berharap kehadiran Mak Ganjar dapat memberi manfaat bagi masyarakat Desa Tapong. Selain membantu warga, ia menyebut kedatangannya juga untuk memperkenalkan Ganjar sebagai Calon Presiden 2024.
Fatimah mengatakan pihaknya akan terus bergerak menyosialisasikan dan menggalang dukungan buat sang gubernur berprestasi.
"Setelah deklarasi, lalu menggelar doa dan zikir bersama dan baksos pada hari ini, kita akan terus bergerak berkeliling kabupaten atau kota. Beberapa kegiatan yang siap dilaksanakan adalah Ketuk Pintu Mak Ganjar dan operasi pasar murah di kabupaten atau kota," katanya.
Antusias dan Dukungan Warga Desa Tapong ke Ganjar
Kehadiran Mak Ganjar Sulsel mendapat respons positif ratusan warga dari tiga dusun lingkup desa terpencil itu. Mereka pun terlihat berbondong-bondong mendatangi balai rakyat.
Mewakili masyarakat, Kepala Desa Tapong, Ridwan menyampaikan apresiasi terhadap kepedulian dan bantuan relawan Mak Ganjar. Pada kesempatan itu, ia juga memaparkan perkembangan Desa Tapong.
Ia menyebut meski Indonesia telah merdeka lebih dari 70 tahun, tapi desanya baru dianggapnya merdeka sejak 2018. Hal ini ditandai dengan masuknya aliran listrik dan jaringan internet berupa WiFi pada 2020.
"Minta maaf karena jalan (menuju Desa Tapong) penuh lika-liku. Apa yang ibu ketua umum (DPN Mak Ganjar) lihat dan lalui, itu sebagian kecil penderitaan yang dialami masyarakat Desa Tapong. Di sini memang perlu dibantu dan diperhatikan," ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Ridwan juga mendoakan Ganjar agar dapat menjadi Presiden RI 2024-2029. Pihaknya pun menaruh harapan agar infrastruktur jalan yang kini digenjot pemerintah dapat menyentuh wilayahnya. Mengingat aktivitas masyarakat saat ii masih cukup terbatas karena sulitnya akses jalan.
"Bayangkan, kalau mau beli apa-apa, tidak ada toko dan tidak ada pasar. Sudah lihat sendiri kan jalannya, semoga ke depan bisa diperbaiki. Semoga kalau ada rezeki, kami doakan bisa menjadi Presiden RI," tuturnya.
Di sisi lain, perwakilan warga Desa Tapong, Nur Hikmah ikut mengapresiasi Mak Ganjar yang peduli kepada masyarakat desanya. Dikatannya, rangkaian kegiatan dalam baksos ini sangat bermanfaat dan membantu masyarakat.
"Mewakili masyarakat Desa Tapong, saya menyampaikan terima kasih. Kedatangan ke sini sangat bermanfaat bagi masyarakat desa yang tertinggal. Harapan saya mewakili masyarakat ya agar kelak bila memang terpilih (Ganjar), ya desa-desa tertinggal seperti Desa Tapong bisa diperbaiki infrastruktur jalannya, seperti desa-desa lain karena akses ke sini masih sulit dijangkau," katanya.
Ungkapan Terima Kasih Yuddin dan Nursabbi
Merespons bantuan Mak Ganjar, Yuddin dan Nursabbi yang didampingi sang ibu, Kamriani, menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Keduanya pun bercerita selama ini akses dari rumah ke sekolahnya memang sangat sulit dan harus melalui hutan dengan ancaman hewan buas, ditambah lagi medannya terjal.
"Iya (empat jam tiba dari rumah ke sekolah), berangkat jam 3 dini hari dan tiba jam 7 pagi," kata Yuddin.
Bersama adiknya, Yudin pun merasa senang atas bantuan dari Mak Ganjar. Yudin yang bercita-cita menjadi polisi dan Nursabbi dengan cita-cita menjadi guru ini pun menaruh asa agar kelak infrastruktur jalan ke rumahnya bisa lebih baik. Dengan demikian, akses mobilitas menjadi lebih mudah.
(akn/ega)