Hisab Hakiki Wujudul Hilal merupakan metode yang digunakan Muhammadiyah di Indonesia untuk menentukan kalender Hijriah termasuk penentuan hari raya seperti Idul Adha 2022. Sistem penanggalan ini didasarkan atas perhitungan waktu menurut peredaran bulan, sistem penanggalan ini juga sering disebut penanggalan kamariah
Penentuan kalender Hijriah selama ini digunakan untuk menentukan awal masuknya bulan baru tahun Islam. Tentunya di dalam penentuan kalender ini erat kaitannya dengan penetapan hari-hari besar Islam, termasuk Idul Adha 2022.
Seperti diketahui, Muhammadiyah telah melaksanakan sholat Idul Adha 2022 hari ini, Sabtu 9 Juli 2022. Lebih cepat dari penetapan waktu yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia yakni pada 10 Juli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas apa dan bagaimana metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah? Untuk mengetahuinya, simak ulasan berikut yang dirangkum detikSulsel melalui laman resmi Muhammadiyah.
Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal
Dalam menetapkan awal masuknya bulan Kamariah, Muhammadiyah mengacu pada gerak faktual bulan. Hal ini menjadikan waktu bermula dan berakhirnya bulan Kamariah didasarkan pada kedudukan bulan di langit.
Perhitungan dengan mengacu pada gerak faktual bulan inilah yang disebut dengan hisab hakiki. Berdasarkan metode hisab ini, perhitungan terhadap peredaran bulan dan matahari harus dilakukan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kondisi bulan dan matahari saat itu.
Hisab hakiki yang digunakan oleh Muhammadiyah ini harus disertai dengan terpenuhinya kriteria wujudul hilal. Kriteria wujudul hilal yaitu menentukan tanggal 1 bulan baru Kamariah berdasarkan hisab tanpa batasan tertentu, yang penting hilal sudah wujud (terlihat).
Sementara itu, dengan menggunakan metode Hisab Hakiki kriteria Wujudul Hilal, bulan baru Kamariah dinyatakan telah masuk apabila terpenuhi tiga syarat pada hari ke-29 bulan berjalan saat matahari terbenam. Tiga kriteria tersebut diantaranya terjadi ijtimak bulan-matahari, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari, dan bulan berada di atas ufuk/belum terbenam pada saat matahari terbenam (walaupun jarak terbenamnya hanya satu menit atau kurang dari itu).
Jika salah satu dari tiga syarat tersebut tidak terpenuhi, maka bulan yang berjalan digenapkan menjadi 30 hari. Sementara itu, bulan baru dinyatakan dimulai dua hari setelahnya.
Muhammadiyah Tetapkan Hari Idul Adha 1443 H Jatuh 9 Juli 2022
Muhammadiyah telah menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 30 Juni 2022, sehingga pelaksanaan Idul Adha jatuh pada tanggal 9 Juli 2022. Hal ini didasarkan pada metode perhitungan Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pada tanggal 29 Juni 2022 bertepatan 29 Zulkaidah 1443, Muhammadiyah menetapkan ijtimak jelang Dzulhijjah. Berdasarkan hasil pengamatan dengan kriteria Wujudul Hilal saat itu, posisi bulan masih berada di atas ufuk (belum terbenam), sedangkan matahari telah terbenam lebih dulu.
Berdasarkan hal tersebut, maka Muhammadiyah menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada keesokan harinya (30 Juni 2022). Sehingga tanggal 10 Dzulhijjah atau Idul Adha bertepatan dengan tanggal 9 Juli 2022.
Simak Video "Video: Ucapan Selamat Idul Adha dari Salman Khan"
[Gambas:Video 20detik]
(tau/ata)