Presiden Rusia Vladimir Putin turut berduka atas meninggalnya mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe. Putin menyebut kepergian Abe merupakan kehilangan yang berat dan tidak tergantikan.
Dilansir dari detikNews, Jumat (8/7/2022), Putin menyebut Abe sebagai seorang negarawan luar biasa yang telah melakukan banyak hal untuk mengembangkan hubungan bertetangga yang baik antara negara.
"Saya berharap Anda dan keluarga Anda diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi kehilangan yang berat dan tak tergantikan ini," kata Putin, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putin juga mengatakan pihaknya akan mempertahankan kontak reguler dengan Shinzo, di mana kualitas pribadi dan profesionalitasnya yang luar biasa ditunjukkan sepenuhnya.
"Kenangan indah dari pria yang luar biasa ini akan selamanya tetap berada di hati semua orang yang mengenalnya," imbuh Putin.
Ucapan belasungkawa juga disampaikan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. Dmitry mengutuk pembunuhan itu dan memuji Abe sebagai patriot Jepang.
"Kami sangat sedih dengan berita dari Jepang dan mengutuk pembunuhan itu dengan tegas," ujarnya.
"Abe adalah seorang patriot yang membela kepentingan Jepang di meja perundingan, karena itu dia memiliki hubungan baik dengan Putin," tuturnya.
Seperti diketahui, Shinzo Abe sedang berpidato di kota Nara, di Jepang barat, ketika insiden penembakan terjadi. detikNews yang mengutip dari kantor berita AFP, Jumat (8/7), Abe dilaporkan tidak menunjukkan tanda-tanda vital setelah ditembak di sebuah acara kampanye di kota Nara, Jepang barat pada Jumat (8/7).
Media lokal NHK dan Kyodo melaporkan, mantan pemimpin itu tengah menyampaikan pidato singkat di sebuah acara menjelang pemilihan majelis tinggi pada Minggu (10/7) mendatang, ketika suara tembakan terdengar.
Kemudian seorang sumber dari partai berkuasa, Partai Demokrat Liberal (LDP) mengatakan kepada kantor berita Jiji, Shinzo Abe (67) pingsan dan mengalami pendarahan di leher.
NHK dan Kyodo sama-sama melaporkan Abe dibawa ke rumah sakit dan tampaknya mengalami henti jantung - istilah yang digunakan di Jepang untuk menunjukkan tidak ada tanda-tanda vital, dan umumnya mendahului sertifikasi formal kematian oleh koroner.
Abe merupakan perdana menteri terlama di Jepang, menjabat pada tahun 2006 selama satu tahun dan kembali menjabat dari 2012 hingga 2020.
(hmw/asm)