Pindahnya politisi senior Demokrat di Sulawesi Selatan (Sulsel) Ilham Arief Sirajuddin (IAS) ke Golkar dinilai membawa efek besar ke partai. Suara Demokrat di Sulsel dinilai akan tergerus di Pemilu Serentak 2024.
"Sudah pasti mi tergerus (suara Demokrat Sulsel). Apalagi ini menghadapi Pilkada dan Pemilu," kata Ketua DPC Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong kepada detikSulsel, Jumat (27/5/2022).
Sebaliknya kata Amirullah, justru Partai Golkar yang akan mendapat keuntungan dengan masuknya IAS di Partai Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan pindahnya Pak IAS, semakin besar peluangnya Golkar menang. Untung besar dia," tambahnya.
Amirullah lantas menanggapi pernyataan Ketua Bappilu DPP Demokrat Andi Arief yang menyebut IAS sebenarnya dipersiapkan sebagai calon gubernur (Cagub) Sulsel 2024 mendatang.
"Kenapa sekarang baru kaget?. Kenapa Pak Andi Arief tidak hubungi Pak IAS jangan pindah?," tutur Amirullah.
Sementara, Ketua DPC Demokrat Wajo Rahman Rahim juga berkeyakinan yang sama. Dia menyayangkan IAS hengkang dari Demokrat. Dia menilai kepindahan IAS akan berefek besar ke partai.
"Pasti internal kita kehilangan, dampaknya luar biasa. Gerbongnya pak IAS, ketokohannya. Dampaknya, ya tidak lama lagi (Pilkada) 2024. Hasilnya mungkin tidak sama lagi dengan tahun kemarin, pasti kita akan terkuras. Tidak bisa dipungkiri," ujarnya.
Terlebih lagi, sangat banyak kader Demokrat Wajo yang menginginkan IAS memimpin DPD Demokrat Sulsel. Makanya kata dia, pada Musda Demokrat Sulsel, DPC Demokrat Wajo bulat mendorong IAS.
"Kalau saya ketemu sama kader-kader di bawah itu, mereka bertanya-tanya. 'Kenapa bisa, ada apa?'. Saya bilang, ya begitulah faktanya," tambahnya.
Bukan itu saja kata dia. Banyak tokoh masyarakat yang menyatakan diri akan bergabung ke Partai Demokrat bila IAS yang menjabat Ketua Demokrat Sulsel.
IAS yang memenangkan Musda Demokrat Sulsel dengan 16 suara DPC pada Desember 2021 lalu diketahui mantap memilih hengkang dari partai berlogo mercy tersebut. IAS memastikan akan bergabung dengan Partai Golkar.
"Insyallah jika tidak ada halangan pada 29 Mei 2022, saya memutuskan bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar). Keputusan ini bukanlah keputusan tba-tiba tetapi melalui perenungan panjang," ungkap IAS.
Untuk diketahui, sebelum hengkang ke Golkar, IAS sempat bertarung pada Musda Partai Demokrat yang digelar Desember 2021 lalu melawan Ni'matullah yang akan dilantik hari ini.
IAS sebenarnya unggul dukungan 16 suara dibanding Ni'matullah yang hanya mendapatkan 8 suara, dari total 24 DPC se-Sulsel. Namun DPP lebih memilih Ni'matullah untuk kembali memimpin Demokrat.
(tau/nvl)