IAS ke Golkar Bawa Gerbong di Sulsel, DPP Demokrat: Kita Tak Bisa Halangi

IAS ke Golkar Bawa Gerbong di Sulsel, DPP Demokrat: Kita Tak Bisa Halangi

Fathul Khair - detikSulsel
Jumat, 27 Mei 2022 19:23 WIB
Wasekjen PD Andi Arief
Andi Arief (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Makassar -

Hengkangnya politisi senior Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dari Demokrat ke Golkar disebut-sebut bakal diikuti para loyalisnya di Sulsel. DPP Demokrat mengaku tidak bisa menghalangi bila IAS membawa gerbongnya pindah partai.

"Tentu kalau ada orang per orang yang punya kehendak untuk pindah (partai), ya kita tidak bisa untuk menghalang-halanginya. Karena itu kan pribadi," kata Ketua Bappilu DPP Demokrat Andi Arief kepada detikSulsel, Jumat (27/5/2022).

Andi Arief berharap jangan ada kader yang hengkang dari Demokrat. Karena tidak ada jaminan partai lain lebih baik dari Demokrat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cuma rumah kita ini, rumah kita sendiri. Belum tentu rumah orang lebih enak dari rumah kita, semewah apapun rumah itu. Jadi ada lagunya, lebih baik di sini, rumah kita sendiri," tambah mantan Wasekjen DPP Demokrat ini.

Ilham Arief Sirajuddin (IAS). (dok. Istimewa)Ilham Arief Sirajuddin (IAS). (dok. Istimewa) Foto: Ilham Arief Sirajuddin (IAS). (dok. Istimewa)

Andi kemudian menyampaikan kepada seluruh kader, bahwa Partai Demokrat Sulsel sekarang sudah jauh lebih baik dengan tingkat elektabilitas mencapai 12,5%.

ADVERTISEMENT

"Jadi Pak Ulla (Ketua Demokrat Sulsel) dengan segala jatuh bangunnya, sekarang sudah berhasil membawa Sulsel ke papan atas. Sebagai insan yang rasional dalam berpolitik, kader-kader Demokrat tentu harus mengedepankan itu. Jadi kita mencegahnya (pindah partai) dengan penyampaian bahwa elektabilitas partai kita yang 12,5% itu," ungkap Andi Arief.

Andi Arief sebelumnya mengaku kaget dengan hengkangnya IAS ke Partai Golkar. Padahal DPP Demokrat sudah mempersiapkan IAS untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) di Pilgub Sulsel 2024 mendatang.

"Kami agak sedikit terkejut dengan perpindahan Pak Ilham Arief Sirajuddin (IAS) atau Pak Aco ke Partai Golkar, karena menurut kami Pak IAS adalah salah satu kader utama yang ada di Sulawesi Selatan," ujar Andi Arief.

Pindahnya IAS dari partai berlogo mercy ke Golkar karena keputusan DPP yang lebih memilih Ni'matullah untuk memimpin DPD Demokrat Sulsel, meski IAS menang 16 suara DPC dibanding Ni'matullah yang hanya didukung 8 suara DPC pada Musda Demokrat Sulsel, Desember 2021 lalu. Terkait itu, Andi Arief menegaskan sudah ada pertimbangan matang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Hubungannya dengan Musda, sebetulnya dalam Musda kemarin semua sudah dijalankan, ada pramusda, musda, kemudian sampai diputuskan. Bahwa kita punya mekanisme, keputusan oleh ketua umum harus dilaksanakan oleh semua, harus diterima," jelas Andi Arief.

Lebih lanjut, Andi Arief mengungkapkan, keputusan DPP sebenarnya cukup adil, dimana IAS dipersiapkan untuk Cagub Sulsel 2024 dan Ni'matullah diberi kesempatan memimpin kembali DPD Demokrat Sulsel.

"Saya kira sudah cukup adil, dimana diputuskan bahwa untuk ketua DPD adalah saudara Ni'matullah yang juga merupakan ketua sebelumnya, dan juga saya kira hubungannya baik dengan Pak Ilham Arief Sirajuddin," ungkapnya.

Sementara itu, sebanyak 9 DPC Demokrat di Sulsel yang mendukung IAS pada Musda Demokrat Sulsel tidak akan menghadiri pelantikan Ketua DPD terpilih Ni'matullah atau Ulla.

"Sementara ada 9 DPC yang tidak akan menghadiri pelantikan DPD Demokrat Sulsel besok," ungkap Ketua DPC Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong kepada detikSulsel, Jumat (27/5).

Amirullah menyebut 9 DPC yang tidak akan hadir tersebut antara lain Maros, Luwu Utara, Toraja Utara, Bulukumba, Barru, Sinjai, Takalar, Bantaeng dan Wajo.

"Insyaallah seperti itu (tidak akan hadir)," jelasnya.




(tau/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads