Anggota DPRD Parepare Yusuf Lapanna mengkritik koordinasi antara Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) yang buruk sehingga evakuasi ular king cobra di SDN 68 Parepare berlarut-larut. Padahal keberadaan ular ini membahayakan nyawa siswa.
"Kami minta ini Damkar dan Dikbud duduk bersama demi keselamatan anak-anak kita. Harus koodinasi lah agar tidak terkesan berlarut-larut ini proses evakuasi," ungkap anggota Komisi II DPRD Parepare, Yusuf Lapanna kepada detikSulsel, Kamis (19/5/2022).
Yusuf menjelaskan, semestinya antara Damkar dan Dikbud dapat segera duduk bersama untuk membicarakan teknis untuk proses evakuasi king kobra. Semakin lama dilakukan evakuasi, maka psikologi anak-anak akan terus takut ke sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami cenderung sepakat dengan Damkar bahwa ular berbahaya (sekolah diliburkan). Damkar melakukan evakuasi kalau sampai betul-betul aman baru sekolah diaktifkan lagi," bebernya.
Yusuf menilai Damkar merupakan instansi yang punya kapasitas untuk menentukan proses evakuasi terhadap ular seperti king kobra. Sehingga saran dari Damkar yang seharusnya didengarkan.
"Damkar itu sudah dibekali pengetahuan bahaya ular king kobra dan bagaimana SOP jika mau melakukan evakuasi," jelasnya.
Politisi Gerindra ini menegaskan agar kedua instansi ini tidak meninggikan ego masing-masing. Justru yang harus diutamakan soal keselamatan siswa.
"Ini saya pantau sudah beberapa hari ular masih di sana. Pasti anak sekolah takut ke sekolah," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, induk ular king cobra yang meneror SDN 68 Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), tak kunjung dievakuasi. Akibatnya, siswa kini takut masuk sekolah.
"Belum dievakuasi. Kami tunggu petugas Damkar untuk evakuasi," ungkap Plt Kepsek UPTD SDN 68 Parepare Nurhanah kepada detikSulsel, Senin (16/5).
Nurhanah mengaku para siswa dan guru sangat khawatir untuk belajar karena takut jika tiba-tiba ular itu muncul lagi. Apalagi lokasi sarang ular berada tepat di belakang kelas.
"Siswa takut ke sekolah. Kami masih terus koordinasi dengan Pak Kadis dan Damkar bagaimana proses evakuasinya," urainya.
Kepala Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Damkar Parepare Syafruddin Sjam menyampaikan pihaknya juga tidak bisa melakukan evakuasi jika tidak ada permintaan dari Dikbud dan Kepala Sekolah.
"Kami menunggu juga sebenarnya dari pihak sekolah dan Dikbud. Masa kami datang pintu sekolah dalam kondisi tertutup," paparnya.
(tau/nvl)