Marak Ilegal Fishing, Ekosistem Danau Tempe Kian Terancam

Marak Ilegal Fishing, Ekosistem Danau Tempe Kian Terancam

Agung Pramono - detikSulsel
Rabu, 18 Mei 2022 10:49 WIB
Ekosistem Danau Tempe yang terancam karena ilegal fishing (Dok. Istimewa)
Foto: Ekosistem Danau Tempe yang terancam karena ilegal fishing (Dok. Istimewa)
Wajo -

Ekosistem Danau Tempe Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) sangat rentan dengan aktivitas ilegal fishing. Kondisi ini dikhwatirkan semakin merusak ekosistem danau.

"Danau Tempe sangat rawan dengan ilegal fishing. Selama ini kita melaksanakan pengawasan alat tangkap ilegal dan penangkapan ikan. Sekarang ini baru satu alat tangkap yang kami sita berupa Bunre dari Kecamatan Sabbangparu," kata Kepala Dinas Perikanan Wajo Nasfari kepada detikSulsel, Rabu (18/5/2022).

Nasfari menyebut praktik illegal fishing memang menjadi keresahan bagi nelayan pesisir Danau Tempe. Para oknum menggunakan alat tangkap yang bisa merusak ekosistem danau, seperti setrum aki yang berdampak kepada populasi ikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Danau Tempe kita ini dihuni berbagai jenis ikan air tawar. Populasi melimpah. Karena itu perlu kita jaga dari sekarang," kata Nasfari.

"Apalagi masyarakat di pesisir Danau Tempe sebagai besar berprofesi sebagai nelayan. Kami bersama tim terpadu akan terus melakukan pengawasan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya di Danau Tempe, Tim Terpadu juga akan melakukan pemantauan di lokasi lain seperti Teluk Bone tepatnya di sepanjang perairan di Kecamatan Pitumpanua, Keera, Sajoanging, Takkalalla, dan Penrang. Kegiatan ini sebagai langkah pengawasan sekaligus pencegahan praktik illegal fishing.

Sementara itu, Bupati Wajo Amran Mahmud mengaku praktik illegal fishing juga menjadi keluhan warga selama ini. Kegiatan pemantauan ini sebagai langkah cepat merespons aspirasi masyarakat.

"Kami juga berharap kepada masyarakat agar bisa melaporkan kepada tim jika menemukan praktik illegal fishing. Karena untuk pengawasan dan pencegahannya ini dibutuhkan sinergitas dari semua pihak," ucapnya.

Untuk diketahui, Danau Tempe merupakan danau tektonik yang membentang di tiga kabupaten di Sulsel, di antaranya Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), dan Kabupaten Soppeng.

Luasnya yang sekitar 13.000 hektar menjadikan Danau Tempe di urutan ke delapan dari 10 danau terbesar di Indonesia. Hal ini juga menjadikannya sebagai danau terluas kedua di Sulawesi.

Danau ini juga memiliki beragam spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain. Bahkan merupakan danau banjiran yang dapat berubah bentang alamnya menurut musim.

Pada musim penghujan, akan terbentuk Kompleks Danau Tempe dapat mencapai luas 26 ribu hektar, bahkan bisa mencapai 47 ribu hektar jika terjadi hujan terus-menerus. Pada musim kemarau, Kompleks Danau Tempe akan terbagi menjadi tiga danau, yaitu Danau Tempe, Danau Sidenreng, dan Danau Taparang Lapompaka (Danau Buaya).




(hmw/hmw)

Hide Ads