PT Bayan Resources turut buka suara terkait pernyataan Wakil Guberur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi yang memprotes dana CSR perusahaan tambang senilai Rp 200 miliar disalurkan ke Jawa. PT Bayan Resources membantah tudingan Hadi Mulyadi.
"Itu adalah dana pribadi dari Dato Low Luck Kwon selaku Direktur Utama PT Bayan Resources. Jadi bukan dana CSR," kata Humas PT Bayan Resources Syahbudin Noor saat dihubungi detikcom, Minggu (15/5/2022).
Kendati begitu, Syahbuddin mengaku pihak perusahaan baru akan berkomunikasi terkait penyaluran donasi di perguruan tinggi yang ada di Kaltim. Keputusan akan diambil oleh Direktur Utama Dato Low Tuck Kwong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perguruan tinggi yang akan diberikan donasi tersebut salah satunya Universitas Mulawarman (Unmul). Namun ada juga beberapa perguruan tinggi lainnya di Kaltim.
"Insyallah kami akan berkomunikasi dengan perguruan tinggi di Kaltim tapi saat ini belum ada pembahasan di internal," ujarnya.
Pengusaha Minerba Sebut Hanya Akal-akalan
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Pengusaha Minerba Indonesia Mahfudz Ghozali menilai klarifikasi dari PT Bayan Resources hanyalah akal-akalan perusahaan. Menurutnya, sikap perusahaan tersebut menyinggung masyarakat Kaltim. Terlebih dengan pernyataan bahwa dana itu dari kantong pribadi.
"Mau itu dari kantong pribadi atau dari kantong lain. Kan perusahaan itu beroperasi di Kaltim harusnya mengutamakan daerahnya tempat mengeruk sumber daya alam," ucapnya.
"Itu bahasa pengelesan, pengelakan saja karena sudah terpublish, kalau kantong pribadi segitu kaya banget dia," imbuhnya.
Ghozali berharap dengan kejadian ini agar perizinan tambang kembali lagi ke daerah bukan di pusat.
"Kan sudah ada ditandatangani Presiden dan sudah diterima oleh Kaltim. Kalau bisa semua perizinan larinya ke daerah. Sesuai perjuangan Gubernur saat di Bali meminta agar semua perizinan kembali pada provinsi masing-masing," bebernya.
Wagub Kaltim Protes Dana CSR ke Jawa
Diberitakan sebelumnya, Wagub Kaltim Hadi Mulyadi melayangkan protes karena Rp 200 miliar dana CSR perusahaan tambang batu bara di wilayahnya disalurkan ke kampus-kampus di Pulau Jawa. Dia tidak terima, karena selama ini perusahaan tersebut mengeruk sumber daya alam di Kaltim, namun tidak memperhatikan pendidikan di Kaltim.
"Saya atas nama masyarakat Kaltim kecewa dengan sebuah perusahaan yang memberikan beasiswa Rp 100 miliar kepada ITB, Rp 50 miliar kepada UGM, Rp 50 miliar kepada UI. Total Rp 200 miliar, total Rp 200 miliar, sementara tidak satu rupiah mereka berikan ke Kalimantan Timur," ucap Hadi Mulyadi saat menghadiri Rapat Paripurna di DPRD Kaltim, Rabu (11/5).
Hadi menuturkan informasi tersebut didapat saat dirinya melakukan pertemuan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dari pertemuan itu didapati banyak perusahaan tambang batu bara (PKP2B) belum maksimal menyalurkan dana CSR ke Kaltim.
"Saya keluhkan kemarin terhadap CSR perusahaan-perusahaan yang ada di Kaltim, saya baru tau laporan karena bertemu KPK, ternyata di Kaltim ada 30 PKP2B, dari 30 PKP2B terbanyak di Indonesia, tapi belum maksimal (CSR) diberikan ke kita," ujarnya.
"Ini perlu kita perjuangkan, kita tidak ingin Kaltim yang sumber daya alamnya dikeruk luar biasa tidak ada perhatian dari mereka," imbuhnya.
(asm/hmw)