Disdik Parepare Tolak Liburkan Siswa SDN 68 Meski Ada Teror Ular King Kobra

Disdik Parepare Tolak Liburkan Siswa SDN 68 Meski Ada Teror Ular King Kobra

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Sabtu, 14 Mei 2022 08:26 WIB
Siswa SD di Parepare digegerkan munculnya ular king kobra di toiltet sekolah.
Lokasi munculnya 2 ular king kobra di SDN 68 Parepare. Foto: (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Parepare -

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) menilai tidak perlu meliburkan siswa SDN 68 hanya untuk evakuasi ular king kobra. Cukup menjauhkan para siswa dan guru beberapa saat dari lingkungan sekolah saat evakuasi berlangsung.

Kadis Dikbud Parepare Arifuddin Idris mengatakan proses evakuasi ular king kobra yang meneror SDN 68 tersebut tidak membutuhkan waktu lama. Sehingga tidak perlu sampai meliburkan siswa.

"Kalau saya tidak usah diliburkan untuk evakuasi itu ular. Tidak sampai mengamuk ji yang begituan. Yang penting maksud saya cukup siswa keluar kelas dulu beberapa jam saja dan dilakukan evakuasi," ujar Arifuddin Idris kepada detikSulsel, Jumat (13/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifuddin mengatakan bangku-bangku yang ditumpuk di bagian belakang sekolah membuat kumuh dan bisa menjadi sarang hewan liar termasuk ular. Untuk itu, penting dalam menjaga kebersihan area sekolah.

Dia pun telah meminta Sekdis Dikbud Parepare untuk melakukan pengecekan di sekolah tersebut dengan memperhatikan kebersihannya. Karena dirinya tidak bisa meninjau langsung karena sedang tugas ke luar kota.

ADVERTISEMENT

"Saya sedang ada tugas di Jakarta ini," ujarnya.

"Saya sudah minta Pak Sekdis Dikbud untuk pembersihan di areal sekolah. Itu sebenarnya yang penting juga," tambahnya.

Arifuddin menambahkan, pihaknya saat ini menunggu informasi dari Damkar untuk proses evakuasi ular king kobra tersebut.

"Kita tunggu juga informasi dari Damkar teknis dan waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi," tuturnya.

Kepala Sekolah Meminta Izin Dikbud Liburkan Siswa

Plt Kepala Sekolah SDN 68 Parepare Nurhanah sebelumnya melaporkan kejadian penemuan dua ular king kobra di sekolahnya kepada Dikbud Parepare. Hal ini untuk meminta persetujuan meliburkan para siswa sebagai yang disarankan Damkar sebelum melakukan evakuasi ular.

"Kami sudah disampaikan oleh Damkar untuk liburkan sekolah untuk evakuasi ular king kobra kemarin," kata Nurhanah pada Kamis (12/5).

Nurhana mengaku telah melaporkan kejadian tersebut sehari setelah kemunculan ular. Ia menunggu Kadis Dikbud untuk melakukan peninjauan ke sekolah. Hanya saja, masih terhalang aktivitas yang padat.

Pihaknya ingin meliburkan para siswa untuk menekan risiko dari ular tersebut selama belum diamankan. Namun, belum adanya persetujuan dari Dikbud Parepare kala itu, maka dipastikan siswa tetap melakukan proses belajar mengajar.

"Info dari Pak Kadis besok dia mau datang lagi. Kalau kami jelas mau siswa diliburkan sehingga kita bisa menyisir semua area sampai ular ditemukan," tegasnya.

Damkar Minta Sekolah Diliburkan Karena Berisiko Tinggi

Kepala Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Damkar Parepare, Syafruddin Sjam menegaskan tidak ingin mengambil risiko saat mengevakuasi ular king kobra. Untuk itu, pihaknya mendesak agar sekolah diliburkan sementara agar tidak mengancam para siswa.

Ia khawatir saat proses evakuasi berlangsung ular akan menyerang siswa. Sehingga pihaknya enggan melakukan evakuasi jika para siswa masih berada di lingkungan sekolah.

"Kami tidak mau evakuasi jika sekolah tidak diliburkan. Bahaya nanti kalau tiba-tiba ular menyerang siswa saat kami proses evakuasi ular itu," ungkapnya Kamis (12/5).

Jarak antara kelas dan toilet yang diduga menjadi sarang induk ular king kobra sangat dekat, hanya satu meter. Sehingga besar kemungkinan ular masuk masuk ke dalam kelas saat proses evakuasi berlangsung. Menurut Syafruddin hal itu sangat berbahaya dan berisiko bagi keselamatan para siswa.

"Antara kelas dan toilet dekat sekali. Bahaya kita evakuasi dengan kondisi begitu. Utamanya anak-anak sekolah itu," tambahnya.

Syafruddin menyebutkan ular king kobra sangat berbisa. Mengingat tingginya risiko maka sekolah harus dalam kondisi kosong saat evakuasi dilakukan.

Menurutnya, jika jenis ular tersebut bukan king kobra, maka proses evakuasi bisa dilakukan tanpa meliburkan sekolah. Namun karena jenis ular king kobra, maka ia tidak mau ambil risiko.

"Kami sudah lihat air liurnya. Ini jelas King Kobra. Makanya harus kondisi kosong sekolah baru kita evakuasi," tambahnya.




(nvl/nvl)

Hide Ads