Inspirasi di Balik Kesuksesan Sadariah Ekspor 25 Ton Sapu Lidi ke India

Inspirasi di Balik Kesuksesan Sadariah Ekspor 25 Ton Sapu Lidi ke India

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 02 Mei 2022 14:00 WIB
Sadariah, mahasiswi asal Polman yang berhasil mengekspor sapu lidi ke India.
Foto: Sadariah, mahasiswi asal Polman yang berhasil mengekspor sapu lidi ke India. (Abdy Febriady/detikcom)
Polewali Mandar -

Kesuksesan Sadariah (22), mahasiswi asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) melakukan ekspor sapu lidi 25 ton ke India diraih dengan penuh perjuangan. Keberhasilan yang dicapainya membuatnya sadar akan tanggung jawab dan menjaga kepercayaan yang diberikan.

"Uang itu bisa dikembalikan, tapi kepercayaan dan tanggung jawab yang harus kita jaga," tegas Sadariah saat diminta keterangannya, Sabtu (30/4/2022).

Dia menekankan, perusahaannya yang dibangun bernama CV Coco Mandar tidak ingin dianggap remeh. Sadariah terpacu agar perusahaan yang dipimpinnya bisa terus berkembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak ingin Coco Mandar dianggap remeh jika tidak bisa penuhi permintaan (buyer)," ucapnya.

Dia sadar betul apa yang diraihnya saat ini buah dari kerja keras di masa pandemi COVID. Namun keberhasilan menjadi eksportir sapu lidi membuatnya yakin bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga mampu menginspirasi orang lain.

ADVERTISEMENT

"Tentunya saya berharap ini (ekspor sapu lidi) bisa berjalan lancar dan mendapat dukungan dari semua pihak," papar Sadariah.

Semangatnya semakin tinggi di tengah tantangan yang juga makin besar. Tujuannya kini mengembangkan perekonomian masyarakat khususnya di kampung halamannya sendiri.

"Bukan hanya untuk kepentingan saya bersama teman-teman, tapi bagaimana kegiatan ekspor sapu lidi ini bisa membawa perubahan untuk meningkatkan perekonomian warga," pungkasnya.

Diketahui Sadariah merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Warda dan Sallah. Sedari kecil, Sadariah tinggal bersama keluarganya di Desa Sambali Wali, Kecamatan Luyo, lantaran kedua orang tua merantau di Malaysia.

Ekspor Sapu Lidi Berkah dari Pandemi

Sukses menjadi eksportir sapu lidi rupanya berangkat dari kegelisahannya di tengah pandemi COVID-19. Saat itu dia mulai menggeluti sejumlah usaha meski belum berbuah manis.

Belakangan dia tertarik menggeluti bisnis sapu lidi dengan membangun perusahaan CV Coco Mandar usai menganalisa potensi alam kelapa di kampung halamannya. Produknya pun ditawarkan lewat website cocomandar.com yang butuh waktu berbulan-bulan hingga akhirnya dilirik pembeli asal India.

"Buyer (pembeli) kontak saya melalui WA (WhatsApp), dia minta tolong disiapkan sapu lidi," ujar Sadariah.

Sadariah pun tertantang memenuhi permintaan pembeli sesuai spesifikasi meski awalnya sempat ragu. Namun uang 30% yang sudah ditransfer lebih dulu, membuatnya yakin tak ingin kesempatan ini terbuang.

"Awal-awalnya kita juga ditipu, pahit-pahitnya saya harus ke beberapa daerah, untuk mencari sapu lidi, termasuk membuat postingan di Facebook, mencari informasi jika ada yang bersedia membantu saya menyiapkan sapu lidi," terangnya.

Giat Edukasi Lawan Stigma Masyarakat

Tidak sedikit yang meragukan dan memberi stigma negatif akan bisnis sapu lidi yang digeluti Sadariah. Dirinya harus masif melakukan edukasi betapa limbah daun kelapa bisa menjadi barang ekonomis jika dikelola dengan benar.

"Waktu itu, saya ingin memperkenalkan sekolah saya melalui momentum sapu lidi ini. Jadi saya mengajak mereka bekerjasama," ucap Sadariah.

Dia berkenan membeli sapu lidi yang disiapkan siswa. Dengan harapan itu turut membantu ekonomi pelajar, tetapi niatannya justru menuai sorotan.

"Saya hanya berpikir, apa yang saya lakukan bisa meringankan beban ekonomi para murid, mereka tidak perlu lagi meminta uang kepada orang tua, untuk memenuhi kebutuhan kecil," beber dia.

Ekspor Sapu Lidi Jawab Keraguan Warga

Keraguan warga akhirnya berhasil dijawab Sadariah, dengan kesuksesan melakukan ekspor sapu lidi yang secara simbolis dilepas Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar dan sejumlah pejabat lainnya pada Jumat (23/4) lalu. Ekspor tersebut berhasil melambungkan nama Sadariah sebagai eksportir ternama di usia muda.

"Target ekspor ketiga sebanyak 50 ton, sekitar tanggal 28 Mei mendatang. Tujuannya ke Pakistan dan India, masing-masing 25 ton," ungkap dia.

Bahkan dia mengklaim sudah menjalin komunikasi dengan pembeli dari Thailand. Dia sesumbar sapu lidi yang diproduksinya banyak dipakai tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, namun kelengkapan keagamaan seperti di India.

"Katanya selain tetap dimanfaatkan sebagai sapu, kabarnya lidi yang diekspor akan dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan," jelas Sadariah.




(sar/asm)

Hide Ads