Nur Afni Ramang alias Ani warga Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang kini punya perusahaan di Dubai awalnya bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART). Ani berkali-kali ganti majikan kemudian menjadi cleaning service hingga nasibnya mujur menjadi sekretaris perusahaan.
"Tiba di Dubai itu tahun 2014. Saat itu langsung diarahkan ke tempat majikan," ungkap Ani kepada detikSulsel saat ditemui di kediamannya, Jumat (29/4/2022).
Dia mengaku saat itu sebagai ART harus bisa mengerjakan semua hal. Mulai menyiapkan sarapan untuk anak-anak majikan, kemudian cuci mobil hingga mencuci karpet rumah. Bahkan termasuk pekerjaan yang biasanya hanya dikerjakan laki-laki juga dia ikut kerjakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gaji saat itu Rp 2,5 juta. Tidak ada jam kerja. Pokoknya bangun pagi lantas siapkan sarapan, cuci mobil, cuci karpet," jelasnya.
Ani mengaku pernah hingga 5 kali ganti majikan hanya dalam waktu 7 bulan. Saat itu, dia sempat berada di fase jenuh, ingin berhenti dan kembali saja ke Indonesia.
"Saat itu pasrah ma. Mau ma pulang Indonesia," jelasnya.
Agen TKW kemudian menawarkannya pekerjaan lain. Dia diminta masuk di perusahaan penyedia jasa kebersihan, cleaning company.
"Menjadi cleaning service. Namun hanya beberapa saat, sebentar saja saya kerja di sana," tuturnya.
Selepas itu, ada perusahaan atau kantor konsultan penyalur tenaga kerja yang membuka lowongan kerja staf. Ani mengaku mencoba peruntungan dengan memasukkan curriculum vitae (CV). Pendaftarnya ratusan orang dari berbagai negara termasuk ada dua orang Indonesia ikut daftar. Ani salah satunya.
"Saya termasuk beruntung karena diterima. Apalagi langsung dikasih kerja sebagai sekretaris di Al Wasaya, kerja selama 7 bulan. Gaji saya 2.500 dirham atau Rp 10 juta per bulan. Jika dapat customer dapat komisi Rp 1 juta per orang. Saya sering dapat 20 orang Arab setiap bulannya. Jadi dapat bonus Rp 20 juta," tukasnya.
Diketahui, Ani sukses membangun perusahaan di Dubai. Keberhasilan Afni itu berawal dari jeratan utang hingga ia nekat merantau ke Dubai, Uni Emirat Arab.
"Saya terlilit utang, orang tuaku sudah meninggal sejak kecil. Suami cerai pada tahun 2008. Makanya saya tinggalkan Soppeng," kata Afni kepada detikSulsel Kamis (28/4).
Perempuan yang akrab disapa Ani ini dulunya hanyalah ibu rumah tangga dan kadang ada usaha-usaha kecil. Namun, karena masalah rumah tangga, Ani membulatkan tekad meninggalkan Bumi Latemmamala, julukan Kabupaten Soppeng ke Jakarta.
"Kebetulan di Jakarta ada agen tenaga kerja wanita (TKW), masuk di situ dibikinkan paspor, lampirkan KTP, dan setelah dua minggu baru ada majikan dan bekerja sebagai asisten rumah tangga," sebutnya.
Ani berangkat ke Dubai pada Juni tahun 2014 tanpa keterampilan apapun, bahasa Arab dan bahasa Inggris pun tidak bisa sama sekali. Ani mengaku hanya mengenyam pendidikan sampai SMA. Dia kemudian menjadi ART, bertahap hingga berkarier menjadi sekretaris perusahaan.
Ani kemudian dapat kepercayaan relasinya di Dubai untuk mendirikan perusahaan dengan nama Alichani Human Resources Consultancy. Kantor itu bergerak mengatur sopir, asisten rumah tangga, mengurus panti jompo, dan sebagainya.
"Namun tidak sembarangan orang bisa buat kantor begitu. Di Dubai itu harus bikin surat izin yang harus ada orang Arab yang menjadi atas nama, saya menjadi owner dan saya yang kelola itu kantor," sebutnya.
(tau/hmw)