Cerita Ani Punya Perusahaan di Dubai, Berutang Rp 200 Juta-Gadaikan Rumah

Cerita Ani Punya Perusahaan di Dubai, Berutang Rp 200 Juta-Gadaikan Rumah

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 30 Apr 2022 06:39 WIB
Nur Afni Ramang, warga Soppeng yang kini memiliki perusahaan di Dubai
Nur Afni Ramang, warga Soppeng yang kini memiliki perusahaan di Dubai (Foto: Agung Pramono/detikSulsel)
Soppeng -

Nur Afni Ramang meninggalkan kampung halamannya Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan kini punya perusahaan di Dubai setelah malu terjerat utang Rp 200 juta. Dia mengaku sampai harus menggadaikan sertifikat rumah untuk melunasi sebagian utangnya.

"Sekitar Rp 200 juta utangku dulu. Orang-orang pada datang ke rumah menagih, sampai sertifikat rumah saya jaminkan sama orang untuk bayar utang sebagian," ungkap Nur Afni saat ditemui detikSulsel di kediamannya di BTN Buccelo, Kelurahan Bila, Kecamatan Lalabata, Soppeng, Jumat (29/4/2022).

Perempuan yang akrab disapa Ani mengaku jerat utang ini karena pernah gagal berbisnis. Dia pernah menekuni sejumlah pekerjaan. Jadi tukang kredit alat elektronik dan pakaian pernah dilakoni. Selain itu juga pernah buka usaha kuliner menjual songkolo (beras ketan hitam) dan bebek palekko (bebek daging cincang).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lancar ji usaha sebenarnya. Cuman saya beralih (fokus) menjadi semacam rentenir, meminjamkan uang ke orang yang butuh," jelasnya.

Usaha peminjaman uang ini dinilai Ani cukup berhasil saat itu. Dia mengaku cukup banyak menggaet nasabah. Dia kemudian berani menambah modal dari kerabatnya dengan meminjam hingga Rp 450 juta.

ADVERTISEMENT

"Ada dulu kepala dinas di Soppeng, saya kasih pinjamkan uang sekitar Rp 450 juta, itu modal keluarga yang saya kasihkan (pinjamkan)," jelasnya.

Ani mengaku mengenakan bunga pinjaman 20% untuk setiap Rp 1 juta pinjaman yang diberikan. Pembayaran si kepala dinas ini disebut Ani cukup lancar awalnya. Hingga kemudian si kepala dinas ini berkasus sehingga harus masuk penjara.

"Cuman ditangkap mi itu orang (si kepala dinas) padahal pembayaran baru setengah. Baru setengah dilunasi," jelasnya.

Ini kemudian membuat bisnis pinjam uang Ani goyah. Uang Rp 450 juta yang dipinjam si kepala dinas tak mungkin lagi diharap bisa kembali seluruhnya karena si kepala dinas kini mendekam di penjara.

"Jadi saya menjadi berutang Rp 200 juta karena itu. Setelah berhasil di Dubai saya selesaikan bertahap. Terakhir rumah yang dijaminkan sama teman saya tebus juga. Ada sekitar 5 tahun. Jadi tahun 2019 saya lunasi semua," tukasnya.

Ani diketahui sukses membangun perusahaan di Dubai. Siapa sangka, keberhasilan Ani itu berawal dari jeratan utang hingga ia nekat merantau ke Dubai, Uni Emirat Arab.

"Saya terlilit utang, orang tuaku sudah meninggal sejak kecil. Suami cerai pada tahun 2008. Makanya saya tinggalkan Soppeng," kata Ani kepada detikSulsel Kamis (28/4).

Sebenarnya dulu Ani hanyalah ibu rumah tangga dan kadang ada usaha-usaha kecil. Namun, karena masalah rumah tangga, Ani membulatkan tekad meninggalkan Bumi Latemmamala, julukan Kabupaten Soppeng ke Jakarta.

"Kebetulan di Jakarta ada agen tenaga kerja wanita (TKW), masuk di situ dibikinkan paspor, lampirkan KTP, dan setelah dua minggu baru ada majikan dan bekerja sebagai asisten rumah tangga," sebutnya.

Ani berangkat ke Dubai pada Juni tahun 2014 tanpa keterampilan apapun, bahasa Arab dan bahasa Inggris pun tidak bisa sama sekali. Ani mengaku hanya mengenyam pendidikan sampai SMA. Namun dari kerja kerasnya menjadi asisten rumah tangga, cleaning service hingga sekretaris perusahaan membuahkan hasil. Ia lantas dipercaya relasinya warga Dubai mendirikan perusahaan konsultan penyedia tenaga kerja.

"Namun tidak sembarangan orang bisa buat kantor begitu. Di Dubai itu harus bikin surat izin yang harus ada orang Arab yang menjadi atas nama, saya menjadi owner dan saya yang kelola itu kantor," tukasnya.




(tau/hmw)

Hide Ads