Tim dokter RSUP Prof Kandou, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) berhasil memisahkan Joana Lumowa dan Jofelin Lumowa, balita yang lahir kembar siam pada 2019 lalu. Operasi tersebut melibatkan total 67 orang dokter.
Direktur RSUP Prof Kandou DR dr Jimmy Panelewen mengatakan pelaksanaan operasi pemisahan kembar siam merupakan yang pertama kali ditangani pihaknya. Pasalnya selama ini apabila ada kasus serupa RSUP Prof Kandou selalu memberi rujukan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
"Memang ini operasi yang pertama di Rumah Sakit Kandou untuk pemisahan kembar siam. Selama ini setiap kali ada kasus kembar siam, pasiennya kita rujuk ke Jakarta," kata dr Jimmy Panelewen, Kamis (21/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joana Lumowa dan Jofelin Lumowa merupakan putri dari Serda Fredrik Lumowa, seorang personel Kodim 1302/Minahasa. Operasi ini telah dipersiapkan sejak pukul 06.00 Wita, kemudian dimulai pukul 09.46 Wita dan selesai pukul 12.46 Wita.
Bayi Lahir Kembar Siam Baru Dipisahkan Setelah Balita
Jimmy menjelaskan, Joana dan Jofelin sebenarnya lahir kembar siam pada 2019 lalu dan pihaknya langsung menyiapkan berbagai upaya agar kasus tersebut bisa ditangani. Namun operasi pemisahan yang seharusnya langsung dilakukan setelah bayi lahir terpaksa ditunda dengan alasan pandemi COVID-19.
"Karena pandemi COVID-19 menambah kita untuk menunggu proses operasinya, dan timing-nya tepat," ujar dia.
Meski operasi ditunda, tim dokter RSUP Prof Kandou pada dasarnya langsung melakukan sejumlah persiapan sejak kelahiran Joana dan Jofelin. Namun karena ada beberapa pertimbangan, proses operasi pemisahan baru dilakukan hari ini.
"Kami pun pada saat itu langsung membentuk tim untuk pemisahan kembar siam ini, tapi kemudian dari kajian teman-teman medis dokter dan semua komponen yang terlibat menyatakan perlu mematangkan setiap organ dari bayi yang baru lahir ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Terpadu Operasi Pemisahan Kembar Siam dr Harsali Lampus Sp.BA mengungkapkan, operasi pemisahan kembar siam ini telah disiapkan sejak 2 tahun lalu. Perencanaan yang matang menjadi kunci keberhasilan operasi.
"Kami merencanakan 2 tahun terakhir dan pada hari ini sudah dilaksanakan, jam 8.45 Wita siap mulai operasi sesudah pasien terbius. Pada hari ini bisa dilaksanakan operasi 3 jam lebih awal dari yang direncanakan," ujarnya.
Dia berharap kondisi kedua bayi kembar itu semakin membaik setelah operasi pemisahan. Dia menekankan tahap pemulihan merupakan salah tahap yang perlu diperhatikan.
"Kedua pasien sudah sadar, tadi sudah dengan orang tuanya, dan di tahap pemulihan, terutama luka operasi dan juga fungsi-fungsi layaknya anak normal, makan minum, beraktivitas. Mungkin itu yang butuh penyesuaian kurang lebih mungkin 7 hari," pungkasnya.
(hmw/tau)