Danny Pomanto Akan Bujuk Menhub Bangun Rel Kereta Api Melayang di Makassar

Danny Pomanto Akan Bujuk Menhub Bangun Rel Kereta Api Melayang di Makassar

Ibnu Munsir - detikSulsel
Selasa, 05 Apr 2022 16:18 WIB
KA Trans Sulawesi
Foto: KA Trans Sulawesi di Kota Makassar dibuat jalur relnya melayang (elevated). (Eduardo Simorangkir)
Makassar -

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto mengaku akan membujuk Menteri Perhubungan (Menhub) agar rute jalur Kereta Api (KA) Makassar-Parepare yang melintasi wilayah Kota Daeng dibuat melayang (elevated). Jalur bawah darat (at grade) dinilai bakal menghambat warga.

"Saya akan menghadap Menteri (Perhubungan) setelah ini. Saya lagi bikin (perencanaannya), termasuk konektivitasnya dengan LRT, dimana penempatan stasiun," ucap Danny saat ditemui, Selasa (5/4/2022).

Hal ini juga sekaligus akan dikaitkan dengan rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) oleh Pemkot Makassar. Makanya proyek KA di Kota Makassar ini diharap bisa terintegrasi dengan rencana LRT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi sekalian kita ngomong di mana stasiun induknya. Nanti saya kasih di sebelum pelabuhan. Pelabuhan induk itu ada nanti LRT yang masuk kota, masuk Pantai Losari, masuk BTP, itu sekalian," ujar dia.

Menurut Danny, dirinya sejak awal sudah mengusulkan agar pembangunan KA di Kota Makassar jalurnya melayang (elevated). Namun dalam dokumen perencanaan dibuat tetap di darat (at grade).

ADVERTISEMENT

"Saya kan minta elevated, dari awal kita tidak pernah setuju dengan landing (di darat) dari awal. Tiba-tiba (jalur KA dibuat) at grade kan," sambung dia.

Dia mengaku jika pembangunan jalur KA dibuat melayang, maka anggaran konstruksi bisa membengkak. Makanya dia menawarkan Pemkot Makassar bisa membantu, dengan berkontribusi pada penyelesaian pembebasan lahan jalur KA.

"Karena (biaya jalur KA) elevated mahal, maka (penyediaan) tanah untuk jalur, pemerintah kota tanggung. Saya bilang sanggup pembebasan lahannya itu yang 10 meter lebar untuk tiang-tiang," tutur dia.

Danny mengaku khawatir jika jalur rel KA di Makassar dibuat at grade atau darat, mengganggu tata kota. Dikhawatirkan menghambat jika konstruksinya tidak buat elevated.

"Saya sanggup (selesaikan penyediaan lahan) yang penting elevated, karena masyarakat menderita kalau tidak elevated, terhambat kan," tegas Danny.

Dikonfirmasi terpisah, kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel Andi Amanna Gappa menyambut baik usulan Wali Kota Makassar. Namun dari dokumen perencanaan jalur konstruksi rel masih at grade (darat).

"Jadi sampai saat ini keputusan Pak Menteri (Perhubungan) masih (jalur kereta) at grade. Kalau ada inisiatif pak wali ketemu pak menteri kita dukung aja. Inikan jalan terbaik untuk kita semua," papar dia kepada detikSulsel, Selasa (5/4).

Jika kemudian dari hasil pertemuan Wali Kota Makassar dan Menhub disetujui perubahan jalur KA menjadi elevated, pihaknya siap menjalankan.

"Kalau kami kan pelaksana, kalau kami sih bagaimana keputusan Pak Menteri aja. Saya kan berpikirnya ini untuk kepentingan Sulawesi, mau (jalur KA) di atas mau di bawah, istilahnya itu demi kemaslahatan masyarakat Sulsel itu kita dukung. Tidak ada masalah," urai dia.

Rencananya jalur KA yang memasuki Kota Makassar, dimulai dari Mandai Kabupaten hingga wilayah Parangloe Makassar. Dengan panjang jalur mencapai 6 kilometer.

"Kalau sesuai dokumen perencanaan at grade dari Mandai ke arah Parangloe. Sekitar 6 kilometer lah itu," jelas Amanna Gappa.

Anggaran Bisa Membengkak Rp 1,6 Triliun

Sebelumnya diberitakan, usulan untuk mengubah jalur KA di Makassar menjadi melayang (elevated) bisa membuat anggaran membengkak hingga Rp 1,6 triliun. Dari kebutuhan anggaran sesuai perencanaan saat ini hanya Rp 600 miliar.

"Jadi ada aspirasi dari daerah. Di tengah konsultasi (perencanaan), Pak Wali kota (Danny) mengusulkan agar (rel kereta) jangan lagi di bawah (di tanah) tetapi dibuat bentuknya melayang, di atas," ungkap Kepala BPKA Sulsel Andi Amanna Gappa, Minggu (20/3).

Dia menuturkan, bila usulan Danny diakomodir maka dokumen perencanaannya perlu ada penyesuaian lagi. Lantaran desain awal tidak melayang namun relnya dibangun di atas tanah.

"Namun jika relnya diubah melayang, (anggaran) bisa mencapai Rp 1,6 triliun. Ini baru proyeksi, sekadar perkiraan saja karena kami belum merinci. Kalau lebih mungkin lebih tetapi kira-kira hitungan kasarnya seperti itu," jelasnya.




(sar/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads