Banjir Rendam 2.477 Rumah di Kutai Timur, Terparah dalam 20 Tahun Terakhir

Kalimantan Timur

Banjir Rendam 2.477 Rumah di Kutai Timur, Terparah dalam 20 Tahun Terakhir

Muhammad Budi Kurniawan - detikSulsel
Senin, 21 Mar 2022 22:29 WIB
Buaya mengincar warga saat banjir merendam permukiman di Kutai Timur, Kaltim. (dok. Istimewa)
Foto: Banjir di Kutai Timur, Kaltim merupakan yang terparah dalam 20 tahun terakhir. (dok. Istimewa)
Kutai Timur -

Banjir yang melanda Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini disebut paling parah dalam 20 tahun terakhir. Hingga hari ketiga, setidaknya tercatat 2.477 unit rumah terendam banjir.

"Iya ini banjir terparah sejak 20 tahun terakhir," ucap Kepala BPBD Kutim Syafruddin kepada detikcom, Senin (21/3/2022).

Dari pantauan BPBD, banjir masih merendam rumah-rumah warga di dua kecamatan, yakni Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Selain itu banjir juga masih terlihat di jalan-jalan protokol yang ada di Kutim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ada penurunan debit air dari 30 hingga 40 centimeter, kedalaman masih se-dada orang dewasa, namun untuk di jalan protokol ketinggian air hanya di bawah lutut," terangnya.

Syarifuffin mengatakan banjir yang terjadi pada Sabtu (19/3) berdampak terhadap 3.937 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 16.896 jiwa. Selain itu tercatat setidaknya sebanyak 2.477 unit rumah terendam banjir dan 1200 warga telah diungsikan.

ADVERTISEMENT

"Ada 1200 warga yang mengungsi di masjid Agung Sangatta, dan kebanyakan merupakan orang tua dan anak-anak, dan sebagain lagi warga masih bertahan di rumah atau jalan-jalan," ujarnya.

Menurut Syafruddin, warga terdampak banjir saat ini sangat membutuhkan bahan makanan cepat saji, pakai anak dan obat-obatan.

"Untuk saat ini warga memang membutuhkan makanan, seperti beras, mie instan, dan pakaian anak, serta obat-obatan, biasanya pasca banjir itu yang dibutuhkan," imbuhnya.

Syafruddin menambahkan, banjir yang melanda Sangatta selama tiga hari ini disebabkan intensitas hujan yang tinggi dan kondisi air laut yang mengalami pasang.

"Air melimpah karena hujan curah hujan tinggi di daerah hulu, baik di Rantau Pulung, di Sungai Sangatta meluap," kata Syarifuddin.

"Kebetulan dua hari ini purnama lagi puncak-puncaknya air laut pasang. Banjir pelan-pelan turunnya, begitu pasang, air tinggi lagi. Tapi ini Alhamdulillah, malam tadi dan siang ini sudah berkurang," pungkasnya.




(hmw/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads