Kolektor badik di Pinrang viral di media sosial setelah menukar sebilah badik miliknya dengan mobil jeep dan sepeda motor. Badik yang ditukar tersebut diyakini berusia ratusan tahun.
"Tak semua orang paham mengapa sampai orang rela menukar motor hingga mobil demi badik. Ada semacam perasaan bahagia bisa memiliki benda pusaka yang utamanya sudah ratusan tahun tersimpan. Bagi orang yang punya hobi seperti saya pasti paham," ungkap Muhammad Ikhwan kepada detikSulsel, Sabtu (12/3/2022).
Ikhwan menambahkan, benda pusaka seperti badik punya nilai tinggi hingga dihargai setara dengan mobil. Namun dia menuturkan ada makna lain dari aksi barter ini. Menurutnya tren menukar badik ini punya tujuan agar badik tak identik dengan senjata tajam atau tujuan kriminal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau kita kasih populer orang akhirnya semakin paham bahwa badik atau kalau kita suku Bugis sebut kawali merupakan senjata ciri khas. Juga badik tidak semata dianggap senjata tajam saja dan untuk tujuan kriminal," jelasnya.
Di halaman rumah Ikhwan di Jalan Poros Jampue, Kelurahan Maccorawalie, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang,mata pengunjung sudah bisa langsung melihat koleksi benda pusaka miliknya.
Ada lemari kaca bersusun empat yang diisi berbagai koleksi benda pusaka yang kebanyakan berjenis badik. Rumah tersebut sekaligus menjadi tempat bagi para pencinta benda pusaka yang tergabung dalam komunitas Pusaka Bumi Lasinrang (PBL) untuk bertemu.
"Di sini teman-teman menghabiskan waktu untuk berbincang seputaran benda pusaka hingga melakukan transaksi penukaran badik," tuturnya.
Ia menjelaskan ada beberapa kriteria yang membuat nilai dari badik dihargai tinggi. Mulai dari kualitas bahan besi yang dipakai, umur besi dan bahannya, ukiran atau urat dari badik.
"Nah untuk tahu semua kriteria itu sudah benar memang harus yang paham. Jadi mereka paham nilainya. Bahkan sarungnya saja kalau dia perak itu sudah bisa ditukar dengan motor," jelasnya sambil memegang badik jenis lu'.
Ikhwan merupakan sosok yang baru-baru ini viral di media sosial. Ia terekam menukar badik dengan satu mobil jeep dan satu motor di Kabupaten Pinrang, Sulsel.
Proses menukar badik dengan mobil jeep dan motor tersebut ternyata terjadi tahun 2021 lalu. Proses menukar mobil hanya berselang beberapa bulan lalu terjadi lagi menukar badik dengan motor.
Ikhwan menukar dua badik jenis lu' dan gecong. Dengan taksiran harga sekitar 50 juta rupiah. Sementara untuk satu unit motor ditukar dengan satu badik jenis lu' dengan taksiran kurang lebih Rp20 juta.
Soal harga badik, Ikhwan mengaku para kolektor tidak pernah memasang harga atau tarif. Nanti saat terjadi prose transaksi pemilik badik merasa harga cocok atau di atas yang diharapkan maka sudah bisa dijual.
"Kadang kalau saya misalnya mau tukar antar badik, nilai badik yang saya inginkan lebih tinggi, maka saya tukarkan dua badik saya dengan satu badik milik teman," jelasnya.
Selain Ikhwan, kolektor benda pusaka yang juga telah menukarkan benda pusakanya yakni Tasri Tajuddin. Ia warga Pinrang yang juga merupakan anggota Komunitas Pusaka Bumi Lasinrang.
Tahun 2020 lalu, Tasri menukarkan badik dengan mobil jeep hingga motor RX-King. Mobil Jeep dan motor RX-King ditukar dengan lima buah badik jenis towasi, gecong, lu', untuk ditukar dengan mobil jeep jika taksiran harga sekitar Rp75 juta.
Tasri menambahkan, kelayakan badik mempunyai ciri khas dan harga berbeda-beda, tergantung dari ciri khas badik itu sendiri.Misalnya dari bahan hingga segi bentuk modelnya, serta memiliki histori pada badik tersebut.
"Kami mau ikut meramaikan untuk menunjukkan badik itu bisa dilihat dari sisi sejarah budaya dan seni. Bukan sekadar benda tajam yang digunakan untuk kriminal. Itu yang mau kami sampaikan," urainya.
(tau/nvl)