Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan dini cuaca ekstrem di Makassar dan wilayah lain di Sulawesi Selatan (Sulsel), yang terjadi sejak 20-23 Februari. Meski begitu, potensi hujan ringan hingga sedang diminta tetap perlu diwaspadai.
"Yang terpantau dari kami sejak mengeluarkan press realese memang indikasi hujan sedang-lebat (terjadi) hingga kemarin tanggal 23 (Februari)," kata Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Agusmin H kepada detikSulsel, Kamis (24/2/2022).
Agusmin menjelaskan madden julian oscillation (MJO) aktif yang melintas di Makassar dan wilayah lainnya di Sulsel masih berpengaruh pada kondisi cuaca saat ini. Namun intensitas hujannya sudah mulai menurun yaitu ringan hingga sedang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk prediksinya pergerakannya kami belum tahu. Namun secara normal biasa pada musim penghujan MJO berada pada fase aktif di Indonesia," ujarnya.
Selian itu, saat ini BMKG melihat ada area bibit siklon di wilayah Selatan Indonesia, namun belum masuk pada siklon tropis. Kondisi ini disebut bisa berpotensi pada kondisi cuaca di wilayah Sulsel.
"Kami mendapat laporan dari BMKG pusat bahwa terdapat area suspect atau bibit siklon, belum menjadi siklon tropis, di wilayah selatan Indonesia yang dampaknya secara tidak langsung berpengaruh pada cuaca di wilayah Sulsel," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, BMKG Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang diprakirakan terjadi pada 20 hingga 23 Februari mendatang. Curah hujan di tanggal itu diprediksi meningkat.
"Prospek kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan," ujar Plt Kepala Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet, dalam keterangannya, Jumat (18/2).
Dijelaskan, Madden Julian Oscillation (MJO) berdasarkan analisis terkini sedang aktif di kuadran 3 lalu bergerak menuju kuadran 4 dan 5 (Maritime Continent). Selain itu anomali suhu muka laut di Selat Makassar bagian selatan, Perairan Selayar, dan Teluk Bone bagian selatan bernilai positif.
Kondisi demikian menambah massa uap air di wilayah Sulawesi Selatan. Kelembaban udara lapisan atas hingga ketinggian 500 mb diprakirakan dalam kondisi basah yaitu 70-100 %.
Dengan kondisi tersebut, maka diperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat meliputi Parepare, Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Makassar, dan Takalar.
Kemudian di wilayah Sulawesi Selatan bagian tengah meliputi Soppeng dan Gowa. Sementara wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan dan timur meliputi Jeneponto, Bantaeng, Bone bagian Selatan, Sinjai, Bulukumba, dan Kepulauan Selayar.
(asm/nvl)