Sebuah benda mirip rudal bertuliskan 'Made In USA' ditemukan di bibir pantai Dadang Bila Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Belakangan diketahui benda tersebut merupakan side scan sonar atau alat survei bawah laut.
TNI Angkatan Laut (AL) mengungkap scan sonar bisa jadi untuk kepentingan komersil pihak swasta dan bisa jadi pula untuk kepentingan militer asing.
Dirangkum detikSulsel, Minggu (20/2/2022), berikut 7 fakta benda mirip rudal 'Made In USA' di Selayar, Sulsel;
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ditemukan Nelayan saat Cari Umpan Ikan
Benda mirip rudal tersebut ditemukan secara tak sengaja pada Rabu (9/2) oleh nelayan bernama Andi Arifin Lewa di Kecamatan Pasimasunggu, Selayar. Andi Arifin Lewa awalnya hanya mencari umpan untuk memancing ikan.
"Iya, ada nelayan dengan maksud mencari umpan untuk memancing ikan dengan menyisir pantai Dadang Bila. Tiba-tiba dia melihat barang itu (benda mirip rudal)," ujar Camat Pasimasunggu Nur Mawing kepada detikSulsel, Jumat (18/2).
Pada saat ditemukan, nelayan tersebut hanya meletakkannya tidak jauh dari lokasi ditemukan. Namun karena penasaran nelayan Andi kembali ke lokasi memeriksa benda mirip rudal tersebut.
"Beberapa hari kemudian yang bersangkutan datang periksa, ternyata dilihat masih aktif (lampu menyala)," tutur Mawing.
Karena melihat benda asing itu masih menyala, Arifin kemudian merasa takut dan melaporkannya ke Koramil 1415-02 Pasimasunggu pada Rabu (16/2). Benda diduga rudal itu lalu diamankan sementara di sana.
2. Benda Mirip Rudal 'Made In USA' Diserahkan ke Pihak KRI Fatahillah
Setelah heboh penemuan benda mirip rudal, TNI AL melalui KRI Fatahillah-361 lantas datang menjemput benda tersebut. Benda mirip rudal lantas dibawa ke Makassar untuk diteliti lebih lanjut.
"Setelah tiba di Pelabuhan Jampea, selanjutnya kami melaksanakan peninjauan benda asing tersebut ke lokasi Polsek Jampea yang selanjutnya membawa benda asing tersebut ke pelabuhan Jampea dan dinaikan speed untuk diantar ke KRI Fatahillah - 361," ujar Danposmat TNI AL Selayar Letda Laut (E) Siswandoyo dalam keterangannya, Jumat (18/2/2022).
Benda mirip rudal sempat diserahterimakan oleh Kapolsek Jampea Iptu Daniel kepada Komandan Guskamla Koarmada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya.
"Penyerahan disaksikan oleh Danramil 1415 Jampea, Kapolsek Jampea dan Camat Jampea bertempat di Long room KRI Fatahillah - 361. Selanjutnya akan dibawa ke Pangkalan TNI AL terdekat untuk keperluan identifikasi lebih lanjut," bebernya.
3. Sempat Keluarkan Hawa Panas
Nelayan Andi Arifin yang menemukan benda mirip rudal bertuliskan 'Made In USA' mengungkap benda itu sempat mengeluarkan hawa panas. Harus beberapa kali dicelup ke air agar suhunya kembali normal.
"Waktu kita bawa, sempat beberapa kali dicelup di air karena mengeluarkan panas. Karena kalau dipikul sampai kena matahari dia mengeluarkan panas," ungkap Andi Arifin Lewa kepada detikSulsel, Jumat (18/2).
Arifin menuturkan hawa panas yang dikeluarkan benda mirip rudal itu membuat proses pengangkutannya menjadi lambat. Padahal hanya dipikul sekitar 100 meter dari lokasi awal benda itu disimpannya.
"Kita pindahkan dari lokasi penemuan ke sekitar 100 meter dari itu. Kita cari tempat yang aman karena tidak bisa kena matahari," tuturnya.
Kendati begitu, benda mirip rudal yang ditemukan Arifin kemudian tetap diamankan agar tidak membahayakan masyarakat sekitar. Benda itu dibawa ke Polsek Pasimasunggu.
"Pada hari itu juga datang semua yang terkait, dari kepolisian. Kemudian saya pulang karena sudah dibawa ke Polsek Pasimasunggu," kata dia.
4. Diduga Untuk Kepentingan Militer Asing
Benda mirip rudal 'Made In USA' resmi diserahkan ke pihak Lantamal VI Makassar, Sabtu (19/2). Lantamal mengungkap benda itu alat survei bawah laut yang dikontrol dari kapal dan bisa saja untuk kepentingan militer asing.
Danlantamal VI Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari mengatakan, lokasi temuan benda mirip rudal itu berada di dekat Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2. ALKI 2 sendiri banyak dilalui kapal sipil hingga militer asing.
"Kita ketahui sendiri bahwa selat Sulawesi mulai dari atas sampai ke bawah merupakan alur kepulauan laut 2, yang mana ALKI 2 ini sangat ramai baik dilayari oleh kapal-kapal sipil maupun kapal-kapal militer," kata Benny.
"Tentunya mereka tidak sekadar saja lalu lalang namun bisa jadi mereka punya misi tersendiri memanfaatkan situasi lengang daripada luasnya perairan Indonesia khususnya di ALKI 2 ini," kata Benny.
Benny mengungkapkan, benda mirip rudal itu nantinya akan mengumpulkan sejumlah data sesuai kepentingan pemilik alat.
"Tentunya apa kepentingannya bisa sesuai kepentingan kapal itu, bisa kapal itu secara sipil nir militer yang mana bisa dari asing atau dalam negeri kita sendiri," pungkasnya.
5. Diduga Cari Rute Manuver Kapal Selam Militer
Selanjutnya Benny juga menyinggung salah satu yang dapat diprediksi adalah alat itu bisa mensurvei tekanan bawah laut sehingga bisa mencari rute-rute untuk dilalui atau untuk manuver kapal selam militer
"Bisa antisipasi kaitannya dengan kepentingan rute-rute daripada kapal selam," kata Benny Sukandari kepada wartawan, Sabtu (19/2).
Dugaan tersebut dianggap wajar mengingat lokasi temuan benda tersebut tak jauh dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2. ALKI 2 memiliki laut yang sangat dalam sehingga cocok dijadikan rute kapal selam.
"Sangat ideal di ALKI 2 ini sampai ke lautan Kepulauan Aru, laut banda sampai ALKI 3 sana memang daerah-daerah yang cukup baik bagi manuver-manuver kapal selam," kata Benny.
Namun Benny Sukandari mengatakan pihaknya perlu melakukan pendalaman lebih lanjut. Benda tersebut akan dibawa ke bagian penelitian dan pengembangan Lantamal VI Makassar.
"Tentunya kita tidak berandai-andai, kita perlu penelitian lebih lanjut sehingga ditemukannya alat ini mudah-mudahan nanti Dinas Penelitian Pengembangan AL bisa merekam ulang hasil data yang ada di dalam alat ini," katanya.
6. TNI Ungkap Benda Mirip Rudal 'Made In USA' Masih Aktif
TNI Angkatan Laut mengungkap benda bukan rudal tapi lebih mirip alat perekam data bawah laut. Benda tersebut juga dipastikan masih aktif hingga kini.
"Kalau saya lihat, lampunya masih berkedip tentunya masih merecord. Sampai lampu itu mati dia akan merecord data-data yang dia dapatkan," kata Benny Sukandari kepada wartawan, Sabtu (19/2).
"Jadi ini menggunakan baterai kering tentunya. Baterai kering kalau sudah mati tidak ada power yang bisa merecord lingkungannya," katanya.
Benny lantas menyinggung kembali soal penemuan seaglider yang juga pernah ditemukan di Selayar pada 2020 lalu. Seaglider merupakan alat perekam data kelautan (AUV).
"Di antaranya ini tahun 2020 akhir kita temukan seaglider di area tempat yang hampir sama yaitu area Kepulauan Selayar," tutur Benny.
7. Benda Mirip Rudal 'Made In USA' Side SCan Sonar
Danlantamal VI Makassar Benny Sukandari pada akhirnya mengungkap benda mirip rudal 'Made In USA' di Selayar merupakan side scan sonar. Pada dasarnya scan sonar berfungsi meneliti profil bawah laut suatu wilayah.
"Benda itu berfungsi sebagai sistem sonar yang digunakan untuk meneliti sea bottom profile yaitu keadaan di bawah permukaan laut," ungkap Benny Sukandari dalam keterangannya, Sabtu (19/2).
Side scan sonar juga dapat dikatakan sebagai alat survei bawah laut yang berfungsi merekam segala aktivitas bawah laut yang dilalui alat ini. Hasil rekaman alat ini akan diambil pemiliknya dengan sistem transfer melalui kabel data.
"(Yang direkam side scan sonar) termasuk aktivitas (bawah laut), biodata dan segala kehidupan di bawah permukaan laut," tutur Benny Sukandari.
Menurut Benny, hasil rekaman alat tersebut bisa jadi untuk kepentingan komersial dari pihak swasta atau bisa juga untuk kepentingan pertahanan dari pihak militer asing. Namun Benny menegaskan pihaknya terus mendalami.
"Yang pasti alat ini dipergunakan untuk mencari data-data di bawah garis laut," ungkap Benny.
"Cuma ini adalah bagian daripada grup kelengkapan persenjataan bilamana digunakan untuk militer. Jadi ada kalanya militer mau menggunakan senjata tertentu memanfaatkan alat seperti ini untuk mengambil data daripada kedalaman laut," imbuhnya.
(hmw/hmw)