Terungkap benda mirip rudal 'Made In USA' di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan side scan sonar. Scan sonar ini disebut digunakan untuk merekam data bawah laut yang dilaluinya.
Side scan sonar awalnya ditemukan secara tak sengaja oleh nelayan bernama Arifin Lewa saat itu awalnya mencari umpan untuk memancing pada Rabu (9/2). Arifin kemudian memberikan setempat pada Kamis (17/2).
Selanjutnya side scan sonar itu dijemput KRI Fatahillah untuk diserahterimakan ke pihak Lantamal VI Makassar pada Sabtu (19/2). Pihak Lantamal VI Makassar mengungkapkan scan sonar pada dasarnya berfungsi meneliti keadaan bawah laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benda itu berfungsi sebagai sistem sonar yang digunakan untuk meneliti sea bottom profile yaitu keadaan di bawah permukaan laut," ungkap Danlantamal VI Makassar Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari dalam keterangannya, Sabtu (19/2/2022).
Benny mengatakan side scan sonar merupakan alat survei bawah laut yang berfungsi merekam segala aktivitas bawah laut yang dilaluinya. Rekaman alat ini akan diambil pemiliknya dengan sistem transfer melalui kabel data.
"(Yang direkam side scan sonar) termasuk aktivitas (bawah laut), biodata dan segala kehidupan di bawah permukaan laut," tutur Benny Sukandari.
Menurut Benny, scan sonar memikiki cara kerja yang sederhana. Alat itu cukup tenggelamkan ke laut dan segera dikontrol dari jarak jauh. Sementara untuk mengambil data
"Alat ini merupakan alat survei bawah air yang mana alat ini berfungsi bilamana ditenggelamkan ke air dengan cara nanti fungsi kerjanya di-towing oleh kapal watership-nya. Yang mana data diperoleh alat ini akan ditransfer melalui kabel data ke watership-nya atau kapal yang men-towing sehingga data-data tersebut akan dikumpulkan di-record," ungkap Benny.
Namun untuk memastikan lebih lanjut, side scan sonar tersebut telah dibawa ke bagian penelitian dan pengembangan Lantamal VI Makassar.
"Tentunya kita tidak berandai-andai, kita perlu penelitian lebih lanjut sehingga ditemukannya alat ini mudah-mudahan nanti Dinas Penelitian Pengembangan AL bisa merekam ulang hasil data yang ada di dalam alat ini," pungkas Benny Sukandari.
(hmw/hmw)