Ketua Demokrat Sulsel Tak Kunjung Diputuskan, Mas AHY Galau?

Ketua Demokrat Sulsel Tak Kunjung Diputuskan, Mas AHY Galau?

Taufik Hasyim - detikSulsel
Sabtu, 19 Feb 2022 21:57 WIB
Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di UNM Makassar. (Isman/detikcom)
Foto: Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di UNM Makassar. (Isman/detikcom)
Makassar -

DPP Demokrat hingga saat ini belum juga memutuskan siapa Ketua DPD Sulawesi Selatan (Sulsel) terpilih dari 2 kandidat yang diajukan saat Musda, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) ataukah Ni'matullah (Ulla).

Kedatangan AHY ke Makassar beberapa waktu lalu diharap memberi titik terang, namun tak juga ada tanda-tanda pasti. Mas AHY galau?

"Agendanya memang tidak terkait kepartaian. Akan tetapi kedatangannya ini bisa dimaknai untuk membangun konsolidasi terkait perebutan kursi ketua DPD Demokrat Sulsel," ungkap pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Sukri Tamma kepada detikSulsel, Sabtu (19/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, ada dua kandidat bersaing masing-masing Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dan ketua demisioner, Ni'matullah Rahim Bone. Pada pelaksanaan musda (22/12/2021) lalu, IAS mendapat dukungan 16 suara DPC, Ni'matullah mendapat 9 suara (8 DPC, 1 DPD) sementara 1 suara DPP abstain.

"Lawatan ini juga bisa diartikan AHY ingin menilai loyalitas para kandidat, siapapun yang diberikan amanah sebagai ketua DPD Demokrat Sulsel nantinya. Juga untuk mendengar aspirasi-aspirasi yang muncul," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sukri menilai, AHY sebagai penentu memang mesti cermat dalam memilih figur Ketua DPD Demokrat Sulsel. AHY harus jeli mengkalkukasi dengan baik untuk mengambil keputusan politik dengan risiko terkecil.

"Kalau memilih Pak Ullah (Ni'matullah), maka ada risiko akar rumput Demokrat di Sulsel bergejolak karena mayoritas DPC tidak memihak pak Ullah. Bila AHY memilih pak IAS, selama ini pak Ulla' dikenal sebagai loyalis AHY," tuturnya.

Bila keputusan yang diambil DPP nantinya keliru tentu akan berimplikasi buruk misalnya bisa memicu konflik internal. Di sisi lain, partai politik saat ini justru berupaya menghindari adanya konflik di internal masing-masing.

"Perlu diingat ada agenda besar pemilu 2024 yang sudah dekat. Parpol tentu sudah mengukur mesti segera konsolidasi untuk memanaskan mesin partai menuju 2024 itu," tuturnya.

(tau/nvl)

Hide Ads