Situasi COVID-19 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih fluktuatif. Kasus harian positif Corona meningkat melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir.
Kota Makassar kini jadi episentrum penularan COVID-19 di Sulsel. Dari data Satgas COVID-19 sepekan terakhir sejak 11-17 Februari 2022, ada penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Corona total 4.207 kasus di Kota Daeng.
Dari data itu, maka rata-rata peningkatan kasus Kota Makassar pun berkisar 600 kasus lebih tiap hari. Capaian ini jauh lebih tinggi dibanding tambahan kasus baru di 23 kabupaten/kota lain di Sulsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Epidemiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Ansariadi mengaku, lonjakan kasus ini sudah diperkirakan bakal terjadi. Efek dari penularan varian baru Omicron.
"Peningkatan kasus di Sulsel, termasuk Makassar, sudah diperkirakan karena tren secara global, nasional, seperti itu. Peningkatan ini adalah karena munculnya varian baru, yaitu Omicron," beber Ansariadi, Senin (14/2/2022).
Puncak gelombang ketiga ini belum bisa diprediksi kapan tepatnya. Namun dia mengaku, berdasarkan pengalaman sebelumnya, sekitar 6-8 minggu sejak kenaikan kasus bar, mulai mengalami penurunan.
"Jika polanya sama, diperkirakan (gelombang ketiga COVID-19) akan sampai pertengahan hingga akhir Maret. Ini baru perkiraan dengan melihat pola tahun lalu. Kami akan tetap melakukan monitoring pertumbuhan kasus," tambah dia.
Status PPKM Naik Level 3
Lonjakan kasus COVID-19 berdampak pada kenaikan status PPKM di Kota Makassar yang kini jadi level 3. Kebijakan ini berlaku selama 15-28 Februari sebagaimana dalam Inmendagri Nomor 11 Tahun 2022.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menilai, PPKM Level 3 di tengah lonjakan kasus Corona dampak dari mobilitas warga. Apalagi Makassar menjadi pintu masuk warga daerah lain ke Provinsi Sulsel.
"Jadi semua ini adalah konsekuensi kota terbuka. Dengan frekuensi mobilitas tinggi risikonya seperti itu," tutur Danny, Rabu (16/2/2022).
Dalam Inmendagri terbaru juga disebutkan ditetapkan dimana level PPKM kabupaten/kota dinaikkan satu level apabila capaian total vaksinasi dosis dua kurang dari 45 persen. Lalu vaksinasi lanjut usia di atas 60 tahun dosis satu kurang dari 60%.
Corona Aktif Tembus 4.893 kasus
Dari data terakhir, kasus baru positif Corona Makassar bertambah 967 orang, yang membuat kasus aktif COVID-19 di Kota Makassar menjadi 4.893 kasus.
Data tambahan kasus harian itu berdasarkan laporan Satgas COVID-19 pada Kamis (17/2/2022). Laporan penambahan kasus itu tidak lebih banyak jika dibanding pada hari sebelumnya, yang menyentuh angka 1.083 kasus.
Selain kasus baru positif, Satgas COVID-19 turut mencatat adanya penambahan angka kesembuhan harian sebanyak 167 orang. Sementara sehari sebelumnya jumlah pasien sembuh sebanyak 54 kasus. Lalu tanpa adanya tambahan kasus kematian.
Jika ditotalkan, akumulasi kasus positif COVID-19 di Kota Makassar hingga saat ini telah mencapai 54.165 orang. Namun, 48.258 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh. Selanjutnya, 1.014 orang lainnya dilaporkan meninggal dunia.
"Saya kira kita tetap tidak boleh langgar prokes, prokes tetap jalan semua harus prokes dan vaksinasi. Vaksinasi (dosis pertama) kita menjelang 92 %, sekarang naik terus. Saya suruh genjot terus termasuk dosis lengkap," jelas Danny.
Pelayan Publik Rentan Terpapar COVID-19
Balai Kota Makassar sempat ditutup sementara sejak 14-16 Februari lalu pasca-laporan 18 pegawai di kawasan perkantoran itu terkonfirmasi positif COVID-19. Kantor Dinkes Makassar juga sebelumnya menempuh kebijakan yang sama setelah 25 pegawai terinfeksi Corona.
Belakangan, DPRD Kota Makassar turut menutup sementara perkantoran gegara 7 staf positif COVID-19. Kebijakan lockdown berlaku tiga hari dan kantor dibuka kembali pada Senin (21/2/2022).
"Pelayan publik memang rentan tertular COVID-19 karena mobilitas dan aktivitas mereka yang cukup tinggi, tetap bekerja di kantor dan melayani masyarakat. Dengan demikian kemungkinan untuk terjadinya kontak dengan orang yang positif COVID-19, baik itu ada gejala atau tidak bergejala masih tinggi," papar Epidemiolog Unhas, Dr Ansariadi, Jumat (18/2) lalu.
Dia menekankan agar protokol kesehatan tetap jadi standar pencegahan penularan Corona. Di samping memasifkan vaksinasi COVID-19, baik dosis 1, hingga 2, bahkan booster.
"Itu sebabnya pemerintah ketika program vaksinasi dimulai maka yang pertama divaksin adalah petugas kesehatan dan ASN lainnya," terangnya.
(sar/nvl)