Myanmar tengah berkabung atas hari paling berdarah sejak kudeta militer dengan sedikitnya 114 orang tewas dalam berbagai unjuk rasa sepanjang Sabtu (27/3).
WHO menyatakan pandemi COVID-19 dianggap menyebabkan trauma massal lebih besar daripada Perang Dunia II. Dampaknya juga akan berlangsung selama bertahun-tahun.