Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadikan Balai RW sebagai Puspaga, sinau, dan mengaji untuk anak-anak. Tujuannya untuk mencegah radikalisme dan intoleransi.
MA mengaku sulit menghilangkan makelar kasus (markus) di lembaganya. Menurutnya, yang paling mungkin dilakukan MA adalah mempersempit ruang gerak markus.